PKM. B. Rindang Maaris Aadzaar . 2013004113
25
September 2014
Pada mata kuliah Pembelajaran Kooperatif, setiap
kelompok yang ada akan mempresentasikan dan mempraktekan hasil kerja kelompok
mereka. Kelompok yang tampil di kelas 5B
ada sebanyak dua kelompok pada hari itu.
Kelompok yang tampil mempraktekan pembelajaran kooperatif dengan tipe Student
Teams Achievement Devision (STAD) dan Make a Match (MM).
Metode pembelajaran yang pertama kali dipraktekkan
adalah metode pembelajaran dengan tipe STAD.
Pada tipe STAD akan dibuat beberapa kelompok dengan jumlah anggota
maksimal 6 orang. Setelah itu guru akan
memberikan Lembar Kerja Siswa atau LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa kemudian diberi waktu untuk mengerjakan
LKS tersebut. Lalu secara bersama-sama
guru dan siswa akan membahas LKS tersebut.
Metode pembelajaran ini seperti kerja kelompok pada umumnya.
Sedangkan untuk metode pembelajaran selanjutnya
adalah tipe MM. Pada tipe MM, satu kelas
dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar.
Kemudian satu kelompok diberikan suatu kertas berisikan soal dan satu
kelompok yang lain diberikan kertas berisikan pertanyaan. Setelah itu, masing-masing siswa harus
mencari jawaban atau pertanyaan dari kertas yang dimilikinya. Dengan begitu setiap siswa akan memiliki
pasangan. Jika sudah, siswa akan maju
kedepan dan menjelaskan atau mempresentasikan hasilnya bersama dengan
pasangannya.
Itulah perbedaan proses pembelajaran dengan tipe
STAD dan MM. Dari kedua tipe tersebut
sama-sama menekankan aspek kerja sama antar siswa dan yang membedakan hanyalah
prosesnya. Untuk tipe pembelajaran STAD,
proses pembelajarannya terasa sedikit membosankan. Istilahnya seperti hanya itu, itu saja. Sedangkan untuk tipe pembelajaran MM, proses
pembelajarannya terasa seru dan menyenangkan.
Hanya saja suasana kelas justru menjadi tidak kondusif karena terlalu
ramai. Apalagi jika dalam suatu kelas
mempunyai jumlah siswa yang cukup banyak.
Menurut saya, tipe pembelajaran STAD dan MM sama
baiknya. Hanya saja ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar tipe pembelajaran tersebut bisa berjalan dengan
baik. Untuk tipe STAD, tipe ini akan
berjalan dengan baik apabila gurunya sendiri juga bisa membawa suasana dalam
kelas agar setiap siswa bisa terus aktif.
Karena tidka jarang jika suatu kelompok ada anggotanya yang tidak aktif
tapi ada juga yang aktif. Sedangkan
untuk tipe pembelajaran MM, sebaiknya tipe ini dilakukan diruangan terbuka
untuk meminimalisir keadaan kelas yang tidak kondusif. Tapi jika jumlah siswa yang ada didalam kelas
tidak terlalu banyak, tipe pembelajaran MM ini juga bisa digunakan dengan baik.
2
Oktober 2014
Pada pertemuan selanjutnya dalam mata kuliah
Pembelajaran Kooperatif, masih dalam agenda untuk mempraktekan hasil kerja
kelompok mengenai penerapan metode pembelajaran yang lainnya. Kali ini tipe pembelajaran yang dipraktekan
adalah tipe pembelajaran dengan tipe STL.
STL sendiri adalah singkatan dari Student Team Learning.
Dalam metode pembelajaran dengan tipe STL akan
dibentuk kelompok dengan anggota kelompok maksimal 6 orang. Lalu guru menyampaikan bahwa akan diberi
suatu reward kepada setiap kelompok yang aktif dan reward untuk siswa yang
paling aktif. Kemudian guru menyampaikan
materi yang akan disampaikan.
Selanjutnya masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Siswa atau LKS
untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan apa yang sudah dijelaskan oleh
guru. Jika sudah, setiap perwakilan
kelompok diharapkan untuk menulis jawaban pada salah satu soal yang telah
diberikan. Kemudian guru dan siswa akan
membahasnya secara bersama-sama. Pada
akhir pembelajaran, guru akan mengumumkan siapa kelompok dan siswa yang paling
aktif. Setelah itu, guru akan memberikan
reward yang sudah dijanjikan.
Menurut saya, metode pembelajaran dengan tipe STL
ini tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran dengan tipe STAD. Tapi yang membedakan hanyalah pada reward
yang diberikan pada tipe STL. Tipe
pembelajaran STL ini juga menurut saya juga sedikit membosankan seperti tipe
STAD walaupun ada ‘iming-iming’ reward agar setiap siswa menjadi lebih terpacu
semangatnya. Tapi karakter siswa itu
berbeda-beda. Tidak semuanya bisa dengan
mudah merasa berambisi hanya dengan dijanjikan sebiah reward. Apalagi rewardnya memang bukanlah reward yang
besar dan yang diinginkan suatu individu tertentu.
Oleh karena itu untuk menutupi beberapa kekurangan
dalam metode pembelajaran dengan tipe STL ini, guru harus pintar mengkondisikan
siswanya. Karena jika dalam sistem kerja
kelompok seperti ini, ada beberapa siswa yang merasa kurang mendapat perhatian
dari guru. Hal ini juga dikarenakan
perhatian guru jadi terpecah dalam beberapa kelompok.
9
Oktober
Pertemuan pada mata kuliah Pembelajaran Kooperatif
kali ini masih membahas tentang tipe pembelajaran kooperatif. Kelompok yang maju ada dua kelompok. Kelompok yang pertama mempraktekan tentang
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization atau Team
Accelerated Instruction (TAI). Kemudian
kelompok selanjutnya mempraktekan tentang pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan tipe Learning Together (LT).
Pada tipe pembelajaran kooperatif TAI, terdapat
beberapa langkah yang lumayan panjang untuk dilakukan. Pertama setiap siswa diharapkan untuk
menjawab LKS secara individu. Dari hasil
menjawab LKS tersebut guru akan membagi kedalam kelompok yang terdiri dari lima
orang. Setelah itu guru akan memberikan
materi terkait materi yang akan diajarkan.
Kemudian setiap kelompok akan menjawab soal-soal dari LKS yang akan
dikerjakan secara berkelompok. Jika
sudah selanjutnya akan diadakan pembahasan.
Dari pembahasan tersebut diharapkan siswa menjadi semakin paham. Lalu setiap siswa akan diberikan LKS untuk
dikerjakan secara individu. Tapi
nilainya akan dihitung secara berkelompok.
Untuk TAI, terdapat reward tapi dalam bentuk nilai.
Sedangkan untuk LT, terdapat beberapa langkah
seperti yang pertama adalah guru akan membagi kelompok dengan anggota yang
beranggotakan lima orang. Setelah itu
guru akan memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan
dipelajari. Jika sudah guru akan
membagikan alat peraga yang akan digunakan siswa untuk mempermudah pembelajaran
mereka. Siswa juga akan mengerjakan LKS
secara berkelompok. Jika sudah siswa
dari perwakilan kelompok bisa mempresentasikan hasil diskusi mereka melalui
pembahasan bersama.
Menurut saya, tipe pembelajaran TAI terlalu memakan
banyak waktu karena proses yang dilalui cukup panjang. Tapi jika dilihat dari segi kepahaman yang
ada, tipe pembelajaran TAI dirasa yang paling mudah diserap karena siswa
dipaksa untuk berpikir secara berkelompok maupun individu. Sedangkan untuk LT, pembelajaran terasa
menyenangkan karena adanya tambahan alat peraga. Tapi hal tersebut justru bisa membuat proses
belajar menjadi sedikit tidak terfokus karena ada beberapa siswa yang justru
asyik bermain dengan alat peraga tersebut.
Jadi yang perlu dilakukan oleh guru yang
bersangkutan adalah guru harus bekerja lebih ekstra untuk memantau proses
belajar mengajar yang terjadi. Dengan
begitu tidak akan ada siswa yang membicarakan hal yang diluar topik pembelajaran. Siswa dan guru nantinya juga akan sama-sama
mendapat keuntungan.
16
Oktober 2014
Pada pertemuan mata kuliah Pembelajaran Kooperatif
yang selanjutnya kali ini membahas tentang metode pembelajaran kooperatif yang
menggunakan tipe Numbered Heads Together (NHT), Jigsaw dan Grup Invertigation
(GI). Kebetulan hari ini kelompok saya
yang harus mempresentasikan hasil kerja kelompok kami yaitu tentang metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Tapi sebelumnya yang akan mempresentasikan atau mempraktekkan kerja
kelompoknya adalah kelompok yang membahas tentang NHT. Kemudian barulah Jigsaw lalu GI.
Pada metode pembelajaran yang menggunakan tipe NHT,
siswa akan dibentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang. Guru akan menjelaskan materi yang
bersangkutan. Kemudian setiap kelompok
akan diberikan LKS dan materi. Selain
itu setiap anggota kelompok akan diberi undian yang berisikan nomor. Jika LKS sudah dikerjakan, maka akan
dilakukan pembahasan. Pada saat pembahasan
inilah guru akan memanggil siswa-siswa yang mendapat undian dengan nomor
tertentu yang akan mengerjakan soal yang telah diberikan.
Untuk metode pembelajaraan kooperatif tipe Jigsaw,
guru akan membagi kelompok yang beranggotakan siswa tergantung dari materi yang
akan disampaikan. Jika subs judul dari
materi yang akan disampaikan ada lima subs judul, maka kelompok yang dibentuk
juga beranggotakan lima orang. Begitu
selanjutnya. Kemudian guru akan
menjelaskan materi yang akan dibahas.
Guru lalu akan membagikan materi dari masing-masing subs judul yang
ada. Disini setiap siswa akan mendapat
satu materi. Jika sudah, siswa yang
mendapat subs judul yang sama diharapkan untuk saling berkumpul. Jadi dalam suatu kumpulan subs judul akan ada
perwakilan dari beberapa kelompok.
Mereka akan membahas materi yang dimiliki antara satu sama lain. Jika sudah mereka akan kembali pada
kelompoknya masing-masing. Kemudian
mereka kembali kedalam kelompok asalnya.
Lalu guru akan memberikan suatu kuis atau LKS yang akan dikerjakan
selanjutnya.
Pada metode pembelajaran yang terakhir adalah metode
pembelajaraan kooperatif tipe GI. Pada
tipe pembelajaran ini, guru akan membagi kelompok yang berjumlah 6 orang. Kemudian guru memberikan LKS. Guru tidak akan menjelaskan materi yang
terkait. Tapi guru hanya akan membimbing
mereka jika mengalami kendala.
Selanjutnya jika sudah, guru akan membahas materi yang sudah dikerjakan
dan perwakilan dari masing-masing kelompok akan maju untuk mempresentasikan
hasil diskusi mereka.
Sejauh ini tipe pembelajaran kooperatif pada hari
ini yang mirip adalah pada tipe NHT dan GI.
Keduanya sama-sama seperti tipe pembelajaran dengan cara kerja
kelompok. Hanya saja yang membedakan
adalah bagaimana cara tipe pembelajaran tersebut membahas atau mempresentasikan
hasil diskusi siswa. Pada NHT, siswa
yang maju beradasarkan nomor urut atau nomor undian yang telah diberikan oleh
guru. Sedangkan untuk GI, siswa yang
maju bebas. Sepintas GI juga sama dengan
tipe pembelajaran STAD. Hanya saja pada
GI, siswa dituntut untuk mencari sendiri materi yang akan dibahas dan juga
siswa harus menyimpulkan sendiri materinya.
23
Oktober 2014
Hari ini adalah hari terakhir sebelum UTS untuk
mempresentasikan kerja kelompok mengenai tipe pembelajaran kooperatif. Kali ini yang akan mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya hanya satu yaitu Discovery Learning (DL).
Pada metode pembelajaran kooperatid dengan tipe DL
ini siswa akan dibentuk menjadi kelompok.
Kemudian setiap kelompok akan diberikan LKS. Selanjutnya guru akan menyampaikan
materi. Jika sudah, LKS yang sudah
dibagikan tadi akan dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Lalu akan diadakan pembahasan dimana
masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Dari proses pembelajaran yang telah berlangsung,
siswa diharapkan bisa memahami materi yang telah disampaikan. Dalam arti lain siswa diharapkan untuk bisa
menyimpulkan sendiri materinya. Sepintas
tipe pembelajaran ini mirip dengan tipe pembelajaran GI. Keduanya sama-sama menyimpulkan sendiri
materi yang disampaikan. Tapi yang
membedakan adalah pada tipe GI, siswa lebih melakukan investigasi atau
penyelidikan suatu masalah. Sedangkan
untuk DL, siswa melakukan suatu penemuan murni.
No comments:
Post a Comment
Mari berkomentar...