Saturday, October 25, 2014

Jurnal Tipe Pembelajaran Kooperatif

PKM. B. Rindang Maaris Aadzaar . 2013004113

25 September 2014

Pada mata kuliah Pembelajaran Kooperatif, setiap kelompok yang ada akan mempresentasikan dan mempraktekan hasil kerja kelompok mereka.  Kelompok yang tampil di kelas 5B ada sebanyak dua kelompok pada hari itu.  Kelompok yang tampil mempraktekan pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Devision (STAD) dan Make a Match (MM).
Metode pembelajaran yang pertama kali dipraktekkan adalah metode pembelajaran dengan tipe STAD.  Pada tipe STAD akan dibuat beberapa kelompok dengan jumlah anggota maksimal 6 orang.  Setelah itu guru akan memberikan Lembar Kerja Siswa atau LKS kepada masing-masing kelompok.  Siswa kemudian diberi waktu untuk mengerjakan LKS tersebut.  Lalu secara bersama-sama guru dan siswa akan membahas LKS tersebut.  Metode pembelajaran ini seperti kerja kelompok pada umumnya.


Sedangkan untuk metode pembelajaran selanjutnya adalah tipe MM.  Pada tipe MM, satu kelas dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar.  Kemudian satu kelompok diberikan suatu kertas berisikan soal dan satu kelompok yang lain diberikan kertas berisikan pertanyaan.  Setelah itu, masing-masing siswa harus mencari jawaban atau pertanyaan dari kertas yang dimilikinya.  Dengan begitu setiap siswa akan memiliki pasangan.  Jika sudah, siswa akan maju kedepan dan menjelaskan atau mempresentasikan hasilnya bersama dengan pasangannya.
Itulah perbedaan proses pembelajaran dengan tipe STAD dan MM.  Dari kedua tipe tersebut sama-sama menekankan aspek kerja sama antar siswa dan yang membedakan hanyalah prosesnya.  Untuk tipe pembelajaran STAD, proses pembelajarannya terasa sedikit membosankan.  Istilahnya seperti hanya itu, itu saja.  Sedangkan untuk tipe pembelajaran MM, proses pembelajarannya terasa seru dan menyenangkan.  Hanya saja suasana kelas justru menjadi tidak kondusif karena terlalu ramai.  Apalagi jika dalam suatu kelas mempunyai jumlah siswa yang cukup banyak.
Menurut saya, tipe pembelajaran STAD dan MM sama baiknya.  Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tipe pembelajaran tersebut bisa berjalan dengan baik.  Untuk tipe STAD, tipe ini akan berjalan dengan baik apabila gurunya sendiri juga bisa membawa suasana dalam kelas agar setiap siswa bisa terus aktif.  Karena tidka jarang jika suatu kelompok ada anggotanya yang tidak aktif tapi ada juga yang aktif.  Sedangkan untuk tipe pembelajaran MM, sebaiknya tipe ini dilakukan diruangan terbuka untuk meminimalisir keadaan kelas yang tidak kondusif.  Tapi jika jumlah siswa yang ada didalam kelas tidak terlalu banyak, tipe pembelajaran MM ini juga bisa digunakan dengan baik.

2 Oktober 2014

Pada pertemuan selanjutnya dalam mata kuliah Pembelajaran Kooperatif, masih dalam agenda untuk mempraktekan hasil kerja kelompok mengenai penerapan metode pembelajaran yang lainnya.  Kali ini tipe pembelajaran yang dipraktekan adalah tipe pembelajaran dengan tipe STL.  STL sendiri adalah singkatan dari Student Team Learning.
Dalam metode pembelajaran dengan tipe STL akan dibentuk kelompok dengan anggota kelompok maksimal 6 orang.  Lalu guru menyampaikan bahwa akan diberi suatu reward kepada setiap kelompok yang aktif dan reward untuk siswa yang paling aktif.  Kemudian guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.  Selanjutnya masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Siswa atau LKS untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan apa yang sudah dijelaskan oleh guru.  Jika sudah, setiap perwakilan kelompok diharapkan untuk menulis jawaban pada salah satu soal yang telah diberikan.  Kemudian guru dan siswa akan membahasnya secara bersama-sama.  Pada akhir pembelajaran, guru akan mengumumkan siapa kelompok dan siswa yang paling aktif.  Setelah itu, guru akan memberikan reward yang sudah dijanjikan.
Menurut saya, metode pembelajaran dengan tipe STL ini tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran dengan tipe STAD.  Tapi yang membedakan hanyalah pada reward yang diberikan pada tipe STL.  Tipe pembelajaran STL ini juga menurut saya juga sedikit membosankan seperti tipe STAD walaupun ada ‘iming-iming’ reward agar setiap siswa menjadi lebih terpacu semangatnya.  Tapi karakter siswa itu berbeda-beda.  Tidak semuanya bisa dengan mudah merasa berambisi hanya dengan dijanjikan sebiah reward.  Apalagi rewardnya memang bukanlah reward yang besar dan yang diinginkan suatu individu tertentu.
Oleh karena itu untuk menutupi beberapa kekurangan dalam metode pembelajaran dengan tipe STL ini, guru harus pintar mengkondisikan siswanya.  Karena jika dalam sistem kerja kelompok seperti ini, ada beberapa siswa yang merasa kurang mendapat perhatian dari guru.  Hal ini juga dikarenakan perhatian guru jadi terpecah dalam beberapa kelompok.

9 Oktober

Pertemuan pada mata kuliah Pembelajaran Kooperatif kali ini masih membahas tentang tipe pembelajaran kooperatif.  Kelompok yang maju ada dua kelompok.  Kelompok yang pertama mempraktekan tentang pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction (TAI).  Kemudian kelompok selanjutnya mempraktekan tentang pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe Learning Together (LT).
Pada tipe pembelajaran kooperatif TAI, terdapat beberapa langkah yang lumayan panjang untuk dilakukan.  Pertama setiap siswa diharapkan untuk menjawab LKS secara individu.  Dari hasil menjawab LKS tersebut guru akan membagi kedalam kelompok yang terdiri dari lima orang.  Setelah itu guru akan memberikan materi terkait materi yang akan diajarkan.  Kemudian setiap kelompok akan menjawab soal-soal dari LKS yang akan dikerjakan secara berkelompok.  Jika sudah selanjutnya akan diadakan pembahasan.  Dari pembahasan tersebut diharapkan siswa menjadi semakin paham.  Lalu setiap siswa akan diberikan LKS untuk dikerjakan secara individu.  Tapi nilainya akan dihitung secara berkelompok.  Untuk TAI, terdapat reward tapi dalam bentuk nilai.
Sedangkan untuk LT, terdapat beberapa langkah seperti yang pertama adalah guru akan membagi kelompok dengan anggota yang beranggotakan lima orang.  Setelah itu guru akan memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari.  Jika sudah guru akan membagikan alat peraga yang akan digunakan siswa untuk mempermudah pembelajaran mereka.  Siswa juga akan mengerjakan LKS secara berkelompok.  Jika sudah siswa dari perwakilan kelompok bisa mempresentasikan hasil diskusi mereka melalui pembahasan bersama.
Menurut saya, tipe pembelajaran TAI terlalu memakan banyak waktu karena proses yang dilalui cukup panjang.  Tapi jika dilihat dari segi kepahaman yang ada, tipe pembelajaran TAI dirasa yang paling mudah diserap karena siswa dipaksa untuk berpikir secara berkelompok maupun individu.  Sedangkan untuk LT, pembelajaran terasa menyenangkan karena adanya tambahan alat peraga.  Tapi hal tersebut justru bisa membuat proses belajar menjadi sedikit tidak terfokus karena ada beberapa siswa yang justru asyik bermain dengan alat peraga tersebut.
Jadi yang perlu dilakukan oleh guru yang bersangkutan adalah guru harus bekerja lebih ekstra untuk memantau proses belajar mengajar yang terjadi.  Dengan begitu tidak akan ada siswa yang membicarakan hal yang diluar topik pembelajaran.  Siswa dan guru nantinya juga akan sama-sama mendapat keuntungan.

16 Oktober 2014

Pada pertemuan mata kuliah Pembelajaran Kooperatif yang selanjutnya kali ini membahas tentang metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tipe Numbered Heads Together (NHT), Jigsaw dan Grup Invertigation (GI).  Kebetulan hari ini kelompok saya yang harus mempresentasikan hasil kerja kelompok kami yaitu tentang metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.  Tapi sebelumnya yang akan mempresentasikan atau mempraktekkan kerja kelompoknya adalah kelompok yang membahas tentang NHT.  Kemudian barulah Jigsaw lalu GI.
Pada metode pembelajaran yang menggunakan tipe NHT, siswa akan dibentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang.  Guru akan menjelaskan materi yang bersangkutan.  Kemudian setiap kelompok akan diberikan LKS dan materi.  Selain itu setiap anggota kelompok akan diberi undian yang berisikan nomor.  Jika LKS sudah dikerjakan, maka akan dilakukan pembahasan.  Pada saat pembahasan inilah guru akan memanggil siswa-siswa yang mendapat undian dengan nomor tertentu yang akan mengerjakan soal yang telah diberikan.
Untuk metode pembelajaraan kooperatif tipe Jigsaw, guru akan membagi kelompok yang beranggotakan siswa tergantung dari materi yang akan disampaikan.  Jika subs judul dari materi yang akan disampaikan ada lima subs judul, maka kelompok yang dibentuk juga beranggotakan lima orang.  Begitu selanjutnya.  Kemudian guru akan menjelaskan materi yang akan dibahas.  Guru lalu akan membagikan materi dari masing-masing subs judul yang ada.  Disini setiap siswa akan mendapat satu materi.  Jika sudah, siswa yang mendapat subs judul yang sama diharapkan untuk saling berkumpul.  Jadi dalam suatu kumpulan subs judul akan ada perwakilan dari beberapa kelompok.  Mereka akan membahas materi yang dimiliki antara satu sama lain.  Jika sudah mereka akan kembali pada kelompoknya masing-masing.  Kemudian mereka kembali kedalam kelompok asalnya.  Lalu guru akan memberikan suatu kuis atau LKS yang akan dikerjakan selanjutnya.
Pada metode pembelajaran yang terakhir adalah metode pembelajaraan kooperatif tipe GI.  Pada tipe pembelajaran ini, guru akan membagi kelompok yang berjumlah 6 orang.  Kemudian guru memberikan LKS.  Guru tidak akan menjelaskan materi yang terkait.  Tapi guru hanya akan membimbing mereka jika mengalami kendala.  Selanjutnya jika sudah, guru akan membahas materi yang sudah dikerjakan dan perwakilan dari masing-masing kelompok akan maju untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Sejauh ini tipe pembelajaran kooperatif pada hari ini yang mirip adalah pada tipe NHT dan GI.  Keduanya sama-sama seperti tipe pembelajaran dengan cara kerja kelompok.  Hanya saja yang membedakan adalah bagaimana cara tipe pembelajaran tersebut membahas atau mempresentasikan hasil diskusi siswa.  Pada NHT, siswa yang maju beradasarkan nomor urut atau nomor undian yang telah diberikan oleh guru.  Sedangkan untuk GI, siswa yang maju bebas.  Sepintas GI juga sama dengan tipe pembelajaran STAD.  Hanya saja pada GI, siswa dituntut untuk mencari sendiri materi yang akan dibahas dan juga siswa harus menyimpulkan sendiri materinya.

23 Oktober 2014

Hari ini adalah hari terakhir sebelum UTS untuk mempresentasikan kerja kelompok mengenai tipe pembelajaran kooperatif.  Kali ini yang akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya hanya satu yaitu Discovery Learning (DL).
Pada metode pembelajaran kooperatid dengan tipe DL ini siswa akan dibentuk menjadi kelompok.  Kemudian setiap kelompok akan diberikan LKS.  Selanjutnya guru akan menyampaikan materi.  Jika sudah, LKS yang sudah dibagikan tadi akan dikerjakan oleh masing-masing kelompok.  Lalu akan diadakan pembahasan dimana masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Dari proses pembelajaran yang telah berlangsung, siswa diharapkan bisa memahami materi yang telah disampaikan.  Dalam arti lain siswa diharapkan untuk bisa menyimpulkan sendiri materinya.  Sepintas tipe pembelajaran ini mirip dengan tipe pembelajaran GI.  Keduanya sama-sama menyimpulkan sendiri materi yang disampaikan.  Tapi yang membedakan adalah pada tipe GI, siswa lebih melakukan investigasi atau penyelidikan suatu masalah.  Sedangkan untuk DL, siswa melakukan suatu penemuan murni.

No comments:

Post a Comment

Mari berkomentar...