Nih buat kalian semua yang baru UAS SMA. Aku ringkasin materinya. Bisa dibilang ga ringkas sih kalo nyampe 40 halaman. Hahahaha.
Buat lebih jelasnya, kalau ga mau repot copas. tinggal download aja di sini
Kalau mau yang repot silakan di copas sepuasnya. Hehehe
1.
TAHAP-TAHAP PENELITIAN SEJARAH
Langkah-Langkah
dalam Penelitian sejarah
a. Heuristik
Heuristik adalah
tahap mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan topic atau
judul penelitian. Sumber-sumber menurut sifat nya terbagi menjadi dua, yakni
sumper primer yakni sumber yang berasal dari pelaku atau saksi mata peristiwa
sejarah, sedangkan yang kedua adalah sumber sekunder yakni sumber yang berada
di luar sumber sejarah.
b.
Verifikasi
Verifukasi
adalah penilaian terhadap sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memilki
pengertian pemeriksaan kebenaran terhadap laporan tentang suatu peristiwa
sejarah. Verifikasi atau kritikan merupakan penilaian terhadap sumber-sumber
sejarah yang menyangkut aspek ekstern dan intern.
Aspek ekstern
mempersoalkan apakah sumber tersebut asli atau palsu. Karena dalam kritik
ekstern menyangkut keaslian atau keautentikan bahan yang dipergunakan dalam
pembuatan sumber sejarah, maka sejarawan harus mampu menguji keakuratan dokumen
sejarah tersebut. Misalnya waktu pembuatan document, bahan atau materi
document, dan sebagainya. Adapun aspek intern adalah menyangkut isi sumber,
apakah sumber dapat meberikan informasi yang dibutuhkan, dalam hal ini proses
analisis terhadap suatu document.
Aspek intern
harus dapat menjawab menjawab pertanyaan berikut.
ü Apakah
sumbertersebut adalah sumber yang dikehendaki (autentisitas)?
ü Apakah
sumber tersebut asli atau turunan (originalitas)?
ü Apakah
sumbertersebut masih utuh atau sudah diubah (integritas)?
Jika sumber tersebut telah memenuhi aspek ekstern
maka dilakukan lah kritik intern. Tujuan nya adalah untuk mebuktikan bahwa
informasi yang terkandung dlam sumber tersebut dapat dipercaya. Maka dilakukan
penelitian intrinsic dengan membandingkan isi sumber dengan kesaksian-kesaksian
berbagai sumber lain.
c.
Interprestasi
Interprestasi
adalah penafsiran fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi kesatuan
yang harmonis dan masuk akal atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu
peristiwa.
Penafsiran fakta
harus secara logis kedalam keseluruhan konteksperistiwa. Sehingga fakta yang
lepas satusama lainnya disusun dan di hubungkan menjadi satu kesatuan yang
masuk akal. Serta dalam proses interprestasi haruslah bersifat selektif
karena tidak mungkin semua fakta dimasukan kedalam cerita sejarah. Maka yang
dipilih harus relevan dengan topic yang ada dan mendukung kebenaran
sejarah.
d.
Historiografi
Hitoriografi
adalah penulisan sejarah. Historiografi meripakan penyusunan dan perangkaian
fakta-fakta hasil penelitian serta penyampaian pendirian dan pikiran.
Ada tiga bentuk
penulisan sejarah berdasarkan ruang dan waktu. Pertama, sejarah tradisional
yang cirinya adalah lebih kuat dalam hal genealogi tetapi tidak kuat dalam hal
kronologi dan detail biografis, tekanannya penggunaan sejarah sebagai bahan pengajaran
agama, adanya khingship (konsep mengenai raja-raja), pertimbangan kosmologis,
dan antropologis. Sejarah colonial cirinya adalah nederlandosentris
(eropasentris) tekanannya pada aspek politik, ekonomi, institusional. Sedangkan
sejarah nasional cirinya adalah penggunaan metode ilmiah secara terampil dan
penulisan sejarah untuk kepentingan nasionalisme.
2.
PENGERTIAN SEJARAH
Sejarah
akan senantiasa membahas masyarakat dari segi waktu. Karena itu sejarah dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang waktu. Sebagai ilmu tentang masa lampau (sesuatu
yang sudah terjadi), berarti sejarah itu ilmu empiris.
Dalam
memahami sejarah sebagai ilmu, untuk memudahkan memberikan pemahaman, maka ada
tiga pengertian tentang sejarah itu sendiri.
a.
Sejarah sebagai peristiwa
berarti suatu kejadian di masa
lampau, atau sesuatu yang sudah terjadi, dan hanya sekali terjadi (einmalig),
tidak bisa diulang. Peristiwa yang bersifat absolute dan objektif.
b.
Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai hasil rekontruksi
dari suatu peristiwa oleh para sejarawan. untuk mewujudkan sejarah sebagai
kisah maka disusunlah fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber
sejarah untuk dilakukan proses rekontruksi dengan metode dan metodologi
sejarah.
c.
Sejarah sebagai ilmu.
Sejarah sebagai ilmu sudah bersifat
empiris, memiliki objek, tujuan dan memiliki metode. Dengan penjelasan sebagai
berikut.
ü empiris,
ilmu sejarah melakukan kajian atau peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi pada
masa lampau.
ü objek,
objek dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan aktivitas
manusia. Karena objeknya terkait manusia, maka ilmu sejarah dimasukkan dalam
ranah ilmu-ilmu humaniora.
ü teori,
sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah kritis.
ü generalisasi,
dalam setiap stusi dari suatu ilmu kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan tersebut biasanya kesimpulan umum atau general.
Kesimpulan
dari ilmu sejarah adalah kesimpulan yang lebih mendekati pola-pola atau
kecenderungan dari suatu peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa diakui sebagai
kebenaran dimana-mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas
kesimpulan ilmu lainnya haruslah dimiliki untuk berlaku hati-hati adalam
penelitian dan menarik suatu kesimpulan
d.
Sejarah sebagai seni
Sejarawan tidak bisa sembarangan
menghadirkan peristiwa sejarah sebagai kisah sejarah. Kisah sejarawan akan
memiliki daya tarik tersendiri apabila sejarawan memiliki intuisi, imajinatif,
emosi dan gaya bahasa yang baik. Intuisi diperlukan oleh sejarawan saat memilih
topik hingga merangkai seluruh fakta menjadi sebuah kisah. Imajinatif sejarawan
digunakan untuk menyususun fakta-fakta sejarah yang berhasil ditemukan agar
menjadi utuh dan bulat sehingga mudah dipahami.
Kontruksi atau gambaran sejarawan
tentang sebuah peristiwa jelas tidak bisa sama persis dengan peristiwa yang
sebenarnya sehingga sejarawan membutuhkan imajinatif untuk merangkai
fakata-fakta sejarah yang sudah tersedia. Oleh Karena itu, sejarawan memiliki
emosi untuk menyatukan perasaan dengan objeknya agar para pembaca seolah-olah
terlibat langsung dengan suatu peristiwa sejarah. Akhirnya, seluruh pengisahan
sejarah harus didukung dengan penggunaan gaya bahasa yang lugas dan hidup.
3.
JENIS MANUSIA PURBA
Fosil-fosil manusia purba banyak ditemukan di
Indonesia maupun di luar Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa
situs tempat dimana fosil manusia purba banyak ditemukan, seperti di Mojokerto,
Solo, Ngandong, Pacitan, atau yang paling terkenal yaitu Sangiran. Berikut
adalah beberapa jenis manusia purba yang fosilnya pernah ditemukan di Indonesia.
a. Meganthropus
paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata-kata; Megan= besar,
Anthropus= manusia, Paleo= tua, Javanicus= dari Jawa. Jadi bisa disimpulkan
bahwa Meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba bertubuh besar tertua di
Jawa. Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah Sangiran, Jawa tengah antara
tahun 1936-1941 oleh seorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald. Fosil
tersebut tidak ditemukan dalam keadaan lengkap, melainkan hanya berupa beberapa
bagian tengkorak, rahang bawah, serta gigi-gigi yang telah lepas. Fosil yang
ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur 1-2 Juta tahun.
Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus
·
Mempunyai
tonjolan tajam di belakang kepala.
·
Bertulang pipi
tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
·
Tidak
mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.
·
Mempunyai otot
kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
·
Makanannya
berupa tumbuh-tumbuhan.
Pithecanthropus
b. Pithecanthrophus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis
fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus
sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Paling tidak terdapat tiga
jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yaituPithecanthrophus
erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus
soloensis. Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus
yang ditemukan di Indonesia mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000
sampai 1 juta tahun yang lalu.
Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di
sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan
berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.
ü Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus.
Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di
Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak
anak-anak.
ü Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von
Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933.
Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus
·
Memiliki
tinggi tubuh antara 165-180 cm.
·
Badan tegap,
namun tidak setegap Meganthrophus.
·
Volume otak
berkisar antara 750 – 1350 cc.
·
Tonjolan
kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
·
Hidung lebar
dan tidak berdagu.
·
Mempunyai
rahang yang kuat dan geraham yang besar.
Makanan
berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
c. Homo
Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur
paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari
15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia
modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia (Homo)
dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Di Indonesia sendiri ditemukan
tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis,
Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.
ü Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934
disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang
tengkorak. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara
lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi badan antara 130 – 210 cm; muka
tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap secara bipedal (dua kaki). Homo
soloensis diperkirakan pernah hidup antara 900.000 sampai 300.000
tahun yang lalu.
ü Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur.
Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas
tulang leher. Ciri-ciri Homo wajakensis antara lain, memiliki
muka lebar dan datar; hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol; tulang
tengkorak sudah membulat; serta memiliki tonjolan yang agak mencolok di
dahi. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 sampai
25.000 tahun yang lalu.
ü Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi
gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New
England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman
lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi
fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini
diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM. Ciri-ciriHomo
floresiensis antara lain, tinggi badan kurang dari 1 meter; berbadan
tegap; berjalan secara bipedal; volume otak sekitar 417cc; serta tidak memiliki
dagu.
4.
TRADISI PEWARISAN MASYARAKAT PRA
SEJARAH & SEJARAH MENGENAL TULISAN
Tradisi
Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Pra-Aksara
a. Cara
Masyarakat Mewariskan Masa Lalunya
Dua
cara untuk mewariskan masa lalu pada masyarakat yang belum mengenal tulisan (
Pra aksara ) yaitu :
ü Melalui
keluarga
Keluarga memiliki peranan yang
penting dalam proses pewarisan budaya masa lalu karena kesempatan berinteraksi
dalam keluarga lebih besar sehingga memudahkan orang tua menanamkan ide-ide dan
menyampaikan informasi mengenai tatacara berprilaku dan adat istiadat serta
kebiasaan keluarga yang benar pada anak.
ü Melalui
Masyarakat
Masyarakat secara langsung atau
tidak langsung memiliki cara tersendiri dalam mewariskan masa lalunya yaitu,
yaitu melalui adat istiadat, pertunjukan hiburan dan kepercayaan masyarakat.
b. Tradisi
Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
ü Sistem
kepercayaan
ü Sistem
kemasyarakatan dan organisasi social
ü Sistem
mata pencaharian
ü Sistem
peralatan dan perlengkapan hidup ( teknologi )
ü Sistem
Bahasa
ü Sistem
kesenian
ü Ilmu
Pengetahuan
c. Jejak
Sejarah Indonesia
ü Folklore
Folklore
merupakan adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara
turun temurun dan tidak dibukukan.
Folklore
Lisan : bahasa rakyat, teka-teki, puisi, cerita rakyat, Nyanyian rakyat.
Folklore bukan lisan : Arsitektur
rakyat, kerajinan tangan, pakaian, obat-obatan tradisional, perhiasan dsb.
ü Mitologi
Ilmu Kesusasteraan tentang dongeng
kehidupan para dewa dan mahluk halus dalam suatu kebudayaan juga menceritakan
tentang asal usul alam semesta, manusia dan bangsa yang diungkap secara ghaib.
ü Legenda
Merupakan cerita rakyat pada masa
lampau yang masih memiliki hubungan dengan peristiwa sejarah.
ü Upacara
Merupakan rangkaian kegiatan yang
terikat oleh aturan tertentu berdasarkan adat istiadat dan agama ( kepercayaan
).
ü Lagu
daerah
Merupakan lagu yang menggunakan bahasa
daerah.
Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Aksara
a. Perkembangan
Sejarah Indonesia Setelah Mengenal Tulisan
ü Bidang
politik ( Pemerintahan )
Sebelum masuknya pengaruh
Hindu-Budha sistem pemerintahan di Indonesia di pegang oleh kepala suku yang
memerintah kelompok sukunya. Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha maka
pemerintahan kepala suku diubah menjadi pemerintahan yang berbentuk kerajaan
yang dipegang oleh raja secara turun temurun.
ü Bidang
social
Sebelum masuknya kebudayaan
Hindu-Budha masyarakat Indonesia telah hidup teratur yang ditandai dengan
kehidupan gotong royong.
ü Bidang
Budaya
Sebelum orang-orang India datang ke
Indonesia, masyarakat kita telah memiliki dasar kehidupan sendiri yang cukup
tinggi (kebudayaan asli) dan terus berkembang secara terus menerus. Setelah
masuknya kebudayaan Hindu-Budha maka terjadilah perkembangan kebudayaan
Indonesia seperti :
1. Tulisan
Pallawa dan bahasa Sanskerta
2. Seni bangunan
3. Seni
Rupa/lukis
4. Seni sastra
5. Kalender
ü Bidang
Keagamaan
Kepercayaan asli bangsa kita yaitu
pemujaan terhadap Roh-roh leluhur/nenek moyang ( Animisme ) dan benda-benda (
Dinamisme ). Setelah masuknya orang-orang India yang membawa kebudayaan Hindu
dan Budha maka masyarakat kitapun mengenal agama tersebut tanpa menghilangkan
kebudayaan aslinya.
b. Rekaman
Tertulis dalam Tradisi Sejarah
ü Prasasti
Merupakan rekaman tertulis yang
menceritakan masa lampau yang pembuatannya berdasarkan perintah raja.
ü Kitab
Merupakan karya sastra para
pujangga yang dijadikan petunjuk untuk menyingkap sebuah peristiwa sejarah yang
muncul pada jaman Hindu Budha maupun Islam.
ü Dokumen
Merupakan surat berharga yang
ditulis atau dicetak sehingga dapat dipakai untuk sebuah bukti atau keterangan.
c. Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia
ü Masa
Hindu – Budha dan islam
Penulisan sejarah pada masa ini
bersifat istana sentris yaitu berpusat pada keinginan dan kepentingan raja.
Tujuannya agar generasi penerus mengetahui bahwa ada suatu peristiwa penting
pada masa itu.
ü Masa
Kolonial
Penulisan sejarah pada masa ini
bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan mereka di Indonesia dengan menyatakan
bahwa status sosial mereka lebih tinggi dan setiap perlawanan rakyat Indonesia
terhadap mereka dianggap sebagai pemberontak.
ü Masa
pergerakan Nasional
Penulisan sejarah Pada masa ini
bertujuan untuk membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajah
ü Masa
Kemerdekaan
Penulisan pada masa ini
berorientasi pada masa depan bangsa dan Negara Indonesia yang telah berhasil
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945
5.
HASIL BUDAYA MASYARAKAT PRA-SEJARAH
a. ZAMAN
BATU
Zaman Batu Tua
(Paleolithikum)
ü Kapak Genggam : berfungsi untuk menggali umbi,
memotong dan menguliti binatang.
ü Kapak Perimbas : berfungsi untuk merimbas kayu,
memecahkan tulang, dan sebagai senjata yang banyak ditemukan di Pacitan.
ü Maka Ralph Von Koeningswald menyebutkan kebudayaan
Pacitan. Dan pendukung kebudayaan Pacitan adalah jenis Phitecantropus.
ü Alat-alat dari tulang dan tanduk binatang :
berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek dan tombak. Banyak ditemukan di
ngandong. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Wajakensis, dan Homo Soloensis.
ü Alat Serpih (flakes) – terbuat dari batu bentuknya
kecil, ada juga yang terbuat dari batu induk (kalsedon) : berfungsi untuk
mengiris daging atau memotong umbi-umbian dan buah-buahan. Pendukung kebudayaan
ini adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis.
Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Pada zaman ini alat-alat
dari batu sudah mulai digosok, tetapi masih belum halus. Manusia pendukung ini adalah homo sapiens, khususnya Papua Melanesoide.
Hasil budaya Mesolithikum antara lain :
ü Kapak Sumatra (Pebble) : Sejenis kapak genggam yang
sudah digosok, tetapi belum sampai halus. Terbuat dari batu kali yang dipecah
atau dibelah.
ü Kjokenmoddinger : Dari bahasa denmark yang artinya
sampah dapur.
ü Abris Sous Roche : Adalah tempat tinggal yang
berwujud goa-goa dan ceruk-ceruk di dalam batu karang untuk berlindung.
ü Batu Pipisan : Terdiri dari batu penggiling dan
landasannya. Berfungsi untuk menggiling makanan, menghaluskan bahan makanan.
Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Peralatan batu pada zaman
ini sudah halus karena manusia pendukung sudah mengenal teknik mengasah dan
mengupam. Peralatannya antara lain :
ü Kapak Persegi adalah kapak yang penampang lintangnya
berbentuk persegi panjang atau trapesium. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Sebutan kapak persegi
diberikan oleh Von Heine Geldern.
ü Kapak Lonjong adalah kapak yang penampangnya
berbentuk lonjong memanjang. Ditemukan di Irian, seram, Gorong, Tanimbar, Leti,
Minahasa, dan Serawak.
ü Kapak Bahu adalah kapak persegi namun pada tangkai
diberi leher sehingga menyerupai botol persegi. Kapak bahu hanya ditemukan di
Minahasa, Sulawesi Utara.
ü Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
ditemukan di Jawa
ü Tembikar (Periuk belanga) ditemukan didaerah
Sumatera, Jawa, Meldo (Sumba)
ü Pakaian (dari kulit kayu)
Zaman
Batu Besar (Megalithikum)
ü Menhir : tugu batu yang didirikan sebagai pemujaan
roh nenek moyang memperingati arwah nenek moyang.
ü Dolmen : meja
batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang. Ada pula
yang digunakan untuk kuburan.
ü Sarchopagus atau keranda : bentuknya seperti lesung
yang mempunyai tutup atau ada juga seperti telur dibelah dua.
ü Kubur Batu : peti mati yang terbuat dari batu besar
yang masing-masing papan batunya lepas satu sama lain.
ü Punden Berundak : bangunan tempat pemujaan yang
tersusun bertingkat-tingkat seperti tangga.
ü Waruga : peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada
zaman megalitikum. Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam
jenis benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk
tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu,
piring dan lain- lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga,
diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga
atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur
komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain
sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.
ü Arca : patung batu yang menggambarkan tokoh yang
berpengaruh pada kehidupan sosial atau bermasyarakat di masa itu.
b. ZAMAN
LOGAM
Zaman Tembaga
Dari penelusuran para ahli, diketahui bahwa
alat-alat dari tembaga ini tidak ditemukan di wilyah asia tenggara, tetapi di
wilayah-wilayah benua lain.
Zaman Perunggu
ü Candrasa adalah kapak corong yang satu sisinya
memanjang. Candrasa ini biasanya digunakan sebagai tanda kebesaran dan alat
upacara saja. Banyak ditemukan di Yogyakarta dan Roti.
ü Bejana Perunggu : bentuknya seperti periuk tapi
langsung dan gepeng. Ditemukan di tepi danau Kerinci dan juga di Madura.
ü Nekara :genderang dari perunggu yang berfungsi
sebagai alat upacara, yaitu ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang.
Ditemukan di Jawa, Bali, Roti, Selayar, dan Kei. Nekara terbesar tan ditemukan
dibali yang dikenal dengan Nekara Bulan Pejeng. Ada juga nekara berukuran kecil
yang disebut dengan Moko dietmukan di daerah Alor. Moko dapat difungsikan
sebagai pustaka atau mas kawin.
ü Perhiasan Perunggu
ü Arca Perunggu
c. ZAMAN
BESI
Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk
dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak
banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi. Alat-alat yang ditemukan
adalah :
• Mata
kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu.
• Mata
Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
• Mata
pisau, Mata pedang, Cangkul, dll
6.
CIRI BIVALVE DAN PERDUE
ü Bivalve,
ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
ü Acire
Perdue, ialah teknim mengecor yang hanya satu kali pakai (tidak bisa diulang)
7.
HASIL BUDAYA ZAMAN MEGALITIKUM
è Ada
di nomor 5
8.
TEORI MASUKNYA HINDU-BUDHA KE
INDONESIA
a.
Teori Brahmana
Dengan melihat
unsur-unsur budaya India yang berpengaruh ke Indonesia, J.C. van
Leur mengutarakan bahwa kaum brahmana sangat berperan dalam penyebaran
agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia. Mereka datang atas undangan para
penguasa Indonesia. Kaum brahmana diundang ke Indonesia untuk melakukan upacara
khusus menjadikan seseorang menjadi pemeluk Hindu yang disebut vratyasoma.
b.
Teori Ksatria
Teori ini
dikemukakan oleh F.D.K. Bosch. Ia menyatakan bahwa adanya raja-raja dari
India yang datang menaklukan daerah-daerah tertentu di Indonesia telah
mengakibatkan penghinduan penduduk setempat. Terhadap teori ksatria, van Leur
mengajukan keberatan. Menurutnya, jika memang raja-raja India pernah menaklukan
daerah di Indonesia, maka hal itu akan dicatat dalam sumber-sumber sejarah baik
di India maupun di Indonesia. Raja-raja India biasanya membangun sebuah tugu
kemenangan yang disebut jayastamba.
c.
Teori Waisya
Menurut N.J.
Krom, golongan pedagang dari kasta waisya merupakan golongan terbesar yang
dtang ke Indonesia. Mereka menetap di Indonesia dan kemudian memegang peran
penting dalam proses penyebaran kebudayaan India.
d.
Teori Sudra
Teori ini
menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Mereka
datang ke Indonesia dengan tujuan mengubah kehidupan karena di India mereka
hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budak.
e.
Teori campuran
Teori ini
beranggapan bahwa baik kaum brahmana, ksatria, para pedagang, maupun golongan
sudra bersama-sama menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran
masing-masing.
9.
PRASASTI KERAJAAN TARUMANEGARA
ü Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea
ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti
tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang terdiri dari 4
baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu
terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman.
Gambar
telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
a. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas
daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
b. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan
eksistensi seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa.
Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu
maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat
ü Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir
Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km
sebelah barat Bogor,
prasasti ini juga menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat
gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.
ü Prasasti Kebonkopi
Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung
Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini
adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah
Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.
ü Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten, ditemukan di
Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan
terdapat lukisan telapak kaki.
ü Prasasti Pasir awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah
Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.
ü Prasasti Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti
Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul
kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi
2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi
prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.
ü Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan
di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada
sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan
prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui
dari prasasti tersebut. Hal-hal yang
dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
a. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang
terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya
keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana
salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang
mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
b. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan
walaupun tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan
phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan April.
c. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya
upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang
dihadiahkan raja.
10.
EKSPEDISI PAMALAYU OLEH KERTANEGARA
Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikanPulau
Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol.
Saat itu penguasa Pulau Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan
dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya tunduk dengan ditemukannya
bukti arca Amoghapasa yang dikirim Kertanagara sebagai tanda persahabatan kedua
negara.
Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan
Kerajaan Singasari. Pada 1275 ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan
Sriwijaya sekaligus menjalin persekutuan dengan Kerajaan Campa (Kamboja).
Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal dengan nama Pamalayu. Kertanegara
berhasil memperluas pengaruhnya di Campa melalui perkawinan antara raja Campa
dan adik perempuannya. Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura
(Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).
11.
MAJAPAHIT ZAMAN HAYAM WURUK
Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah
tahun 1351-1389, bergelar Maharaja
Sri Rajasanagara. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai zaman
kejayaannya.
Nama Hayam Wuruk artinya "ayam
yang terpelajar". Ia adalah putra pasangan Tribhuwana Tunggadewi dan Sri
Kertawardhana alias Cakradhara. Ibunya adalah putri Raden Wijaya pendiri Majapahit,
sedangkan ayahnya adalah raja bawahan di Singhasari bergelar
Bhre Tumapel.
Hayam Wuruk dilahirkan tahun 1334. Peristiwa
kelahirannya diawali dengan gempa bumi di Pabanyu Pindah dan meletusnya Gunung Kelud.
Pada tahun itu pula Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Hayam Wuruk memiliki adik perempuan bernama Dyah
Nertaja alias Bhree Pajang, dan adik angkat bernama Indudewi alias Bhree Lasem,
yaitu putri Rajadewi, adik ibunya.
Permaisuri Hayam Wuruk bernama Sri Sudewi bergelar
Padukasori putri Wijayarajasa Bhre Wengker. Dari perkawinan itu lahir Kusumawardhani yang
menikah dengan Wikramawardhana putra Bhre Pajang. Hayam
Wuruk juga memiliki putra dari selir yang menjabat sebagai Bhre
Wirabhumi, yang menikah dengan Nagarawardhani putri Bhre Lasem.
Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit
menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru
(kemudian bernama Deli, dekat Medan sekarang).
Majapahit juga menghancurkan Palembang, sisa-sisa pertahanan Kerajaan Sriwijaya (1377).
Peristiwa Bubat) Tahun 1351, Hayam Wuruk hendak
menikahi puteri Raja Galuh (di Jawa Barat), Dyah Pitaloka Citraresmi. Pajajaran
setuju asal bukan maksud Majapahit untuk mencaplok kerajaan Galuh. Ketika dalam
perjalanan menuju upacara pernikahan, Gajah Mada mendesak kerajaan Galuh untuk
menyerahkan puteri sebagai upeti dan tunduk kepada Majapahit. Kerajaan Galuh
menolak, akhirnya pecah pertempuran, Perang Bubat.
Dalam peristiwa menyedihkan ini seluruh rombongan kerajaan Galuh tewas, dan
dalam beberapa tahun Galuh menjadi wilayah Majapahit.
"Kecelakaan sejarah" ini hingga sekarang
masih dikenang terus oleh masyarakat Jawa Barat dalam
bentuk penolakan nama Hayam Wuruk dan Gajah Mada bagi pemberian nama jalan di
wilayah ini.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, kitab Kakawin
Sutasoma (yang memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika
tan Hana Dharma Mangrwa) digubah oleh Mpu Tantular,
dan kitabNagarakretagama digubah
oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365.
Tahun 1389, Hayam Wuruk
meninggal dengan dua anak: Kusumawardhani (yang bersuami Wikramawardhana),
serta Wirabhumi yang
merupakan anak dari selirnya. Namun yang menjadi pengganti Hayam Wuruk adalah
menantunya, Wikramawardhana.
12.
KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di
Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M.
Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota Tenggarong),
tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai
diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti yang secara jelas
menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit informasi yang
dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.
Keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan
sumber berita yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa / tiang
batu berjumlah 7 buah. Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
sansekerta tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan Kerajaan
Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan, antara lain politik, sosial,
ekonomi, dan budaya. Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama
Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman
yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal,
Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama
raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu
dalam Kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah
orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan
dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan
Aswawarman adalah putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman
disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta
atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama
Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama Hindu.
Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih
sebagai kepala suku, yang menurunkan raja-raja Kutai. Dalam kehidupan sosial
terjalin hubungan yang harmonis/erat antara Raja Mulawarman dengan kaum
Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa, bahwa raja Mulawarman memberi
sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama
Waprakeswara. Istilah Waprakeswara–tempat suci untuk memuja Dewa Siwa di pulau
Jawa disebut Baprakewara.
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu
Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa
Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kundungga adalah pembesar dari
Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga
belum menganut agama Budha.
Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan
Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan
Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga.
Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman. Putra
Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya
meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera
dan makmur. Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena
kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar
namanya.
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan
terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara
terjemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan
teratur.
2. Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan
beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan
tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Kehidupan ekonomi di
Kutai, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan dalam salah satu
prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban emas dan tidak
menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana. Tidak
diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut diperoleh. Apabila emas dan
sapi tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan
Kutai telah melakukan kegiatan dagang. Jika dilihat dari letak geografis,
Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan
Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Sementara itu dalam
kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju. Hal ini dibuktikan
melalui upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) yang disebut
Vratyastoma. Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena
Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri keIndonesiaannya, sedangkan yang
memimpin upacara tersebut, menurut para ahli, dipastikan adalah para pendeta
(Brahmana) dari India. Tetapi pada masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara
penghinduan tersebut dipimpin oleh kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.
Adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan
intelektualnya tinggi, terutama penguasaan terhadap bahasa Sansekerta yang pada
dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih merupakan
bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.
Kerajaan Kutai berakhir
saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di
tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu
diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai
Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa
Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang
disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
13.
PERAN PATI UNUS PADA KERAJAAN DEMAK
Pada
tahun 1513 armada demak menyerang malaka di bawah pimpinan putera Raden patah
yaitu pati unus, tetapi serangan itu gagal, karena portugis meminta bantuan
kepada india, meskipun serangan itersebut gagal pati unus medapat julukan
pangeran seberang lor kaarena dalam menerang malaka ia menyebrang ke Utara atau
Lor ( bahasa JAwa).
Penyerangan
tersebut dilatarbelakangin oleh malaka jatuh ketangan portugis 1511 M, secara
otomatis perdagangan demak terputus dan merugikan demak karena ekspor dan
mengimpor barang terhambat
Tahun
1518 Raden patah wafat dmakamkan di dekat masjid demak dan di gntikan oleh pati
unus, pati unus tidak lama memerintah demak , tahuj 1521 M pati unus meningal
dan di gantikan oleh adiknya yaitu sultan trenggana dan pada masa pemerintahany
demak memperluas ssampai ke jawa barat pada masa pemerintahny datanglah
fatahilah , fatahilah diterima degan baik dan dijadikan panglima armada demak.
1522
portugis mendapat izin dari kerajaan padjdjaran unutk membukan kantor dagangny
di pelebuhan sunda kelapa,portugis menjadi ancaman bagi demak dan pengeran
trenggan memerintahkn fatahilah untuk mengusir portugis dri sunda kelapa . pd
tgl 22 juni 1527 sunda kelapa berhasil di kuasai dan orang-orang portugis
terusir dari pelabuhan tersebut. Dan nama sunda kelapa di gantikn oleh fatahilah
degan nama jayakarta yang artinya kemenangan sempurna.setelah itu fatahilah
menguasai daerah-daerah sekitarnya banten dan cirebon, fatahilah menetap disana
Setelah
menguasai sunda kelapa dan jawa barat , demak terus memperluas wilayahny sampai
jawa barat , sultan trengana ingin memperluas sampai ke jawa timur namun dalam
melakukan usahany dia gugur ketika dalam menakhlukan pasuruan 1546.
Setelah
sultan trenggana wafat terjadilah perebutan kekuasaan sampai akhirny di pegang
oleh hadiwijaya ia adalah menantu sultan trenggana dan mempindahkan kesultanan
ke panjang dengan demikian berkahirlah kesultanan demak. peninggalan kesultanan
demak saat ini adalah masjid demak dan masjid kudus.
14.
SULTAN AGUNG PADA KERAJAAN MATARAM
ISLAM
Masa pemerintahan Sultan Agung yang
selama 32 tahun dibedakan atas dua periode, yaitu masa Penyatuan Kerajaan dan
masa Pembangunan.
Setelah Mangkubumi bergabung dengan
Mas Said, terjadilah persekutuan antara Mangkubumi dan Mas Said melawan Paku
Buwono II dan III. Pada waktu Paku Buwono II sakit keras, utusan VOC dari
Batavia datang ke Surakarta. Dalam keadaan lemah dan tidak sadar, Paku
Buwono II menyerahkan Mataram kepada VOC. Hasl yang demikian mungkin saja
terjadi. Menurut tradisi Timur orang yang akan meninggal biasanya menyerahkan
keluarganya kepada orang yang menjadi kepercayaannya. Hal ini diartikan oleh
Belanda bahwa sejak itu VOC berkuasa penuh atas Mataram.
Pada tahun 1749 Paku Buwono II wafat
dan digantikan oleh putranya yang bergelar Paku Buwono III. Awalnya, Belanda
mengakuinya sebagai Sultan Mataram yang baru, tetapi setelah itu VOC berusaha
untuk memecah belah Mataram sehingga dapat dikuasainya.
Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said
cukup tangguh. Raden Mas Said mendapat julukan Pangeran Samber
Nyowo (pangeran perenggut jiwa). Namun, karena di antara keduanya kterjadi
perselisihan sehingga dimanfaatkan oleh Belanda untuk memecah belah Mataram.
Perseteruan antara Paku Buwono II yang dibantu Kompeni dan Pangeran Mangkubumi
dapat diakhiri dengan Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari
1755 Isi Perjanjian Giyanti pada intinya Mataram dipecah menjadi dua.
a.
Mataram
baratn yakni Kasultanan Yogakarta diberikan kepada Mangkubumi
dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I.
b.
Mataram
timur ,yakni Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku Buwono III.
Selanjutnya
,untuk memadamkan perlawanan Raden Mas Said diadakan Perjanjian
Salatiga pada tanggal 17 Maret 175. Isi Perjanjian Salatiga pada intinya
Surakarta dibagi menjadi dua.
a.
Surakarta
utara diberikan kepada Mas Said dengan gelar Mangkunegoro I, kerajaannya
dinamakan Mangkunegaran.
b.
Surakarta
selatan diberikan kepada Paku Buwono III kerajaannya dinamakan Kasunanan
Surakarta.
Pada tahun
1813 sebagian daerah Kasultanan Yogyakarta diberikan kepada Paku Alam selaku
bupati. Dengan demikian, Kerajaan Mataram yang dahulinya satu, kuat, dan kokoh
pada masa pemerintahan Sultan Agung akhirnya terpecah-pecah menjadi
kerajaan-kerajan kecil berikut ini:
1) Kerajaan
Yogyakarta;
2) Kasunanan
Surakarta;
3) Pakualaman;
4) Mangkunegaran.
15.
HASANUDIN PADA KERAJAAN GOWA
MAKASSAR
Sultan
Hasanuddin (lahir
di Makassar, Sulawesi
Selatan, 12 Januari 1631 meninggal di Makassar, Sulawesi
Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng
Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat
tambahan gelar Sultan
Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan
Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dar Benua Timur.
Ia dimakamkan di Katangka, Kabupaten
Gowa.
Sultan
Hasanuddin lahir di Makasar,
merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa,
ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan
rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah
timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.
Pada
tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana
Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan
kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa.
Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan
kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan
Kompeni.
Pertempuran
terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga
pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan
Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi.
Akhirnya
pihak Kompeni minta bantuan tentara ke.Batavia.
Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan
perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni,
hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin
kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670. Lalu meninggal kembali
16.
LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA
EROPA KE INDONESIA
Hindia
Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil
rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan
untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya,
rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini
mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan
rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani
di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun,
jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan
rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang
dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa
menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan
rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya,
mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di
negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia . pada bab ini
akan diuraikan tentang kedatangan bangsa Eropa hingga terbentuknya kekuasaan
kolonial Barat di Indonesia.
Secara
umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan
mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama.
Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah sebagai berikut :
ü Mencari
kekayaan termasuk berdagang
ü Menyalurkan
jiwa penjelajah
ü Meyakini
Keberadaan Prester John
ü Menyebarkan
agama
ü Mencari
kemuliaan bangsa
17.
ZAMAN VOC
Penjajah
Belanda, Cornelis de Houtman, mendarat kali pertama di Indonesia pada tahun
1596. Rombongan mendarat di Banten dengan alasan untuk berdagang, akan tetapi
dalam perkembangan berikutnya bangsa Belanda bersikap kurang bersahabat
sehingga mereka diusir dari kerajaan Banten.
Cornelis
de Houtman beserta rombongan kemudian melanjutkan pelayarannya ke arah timur
menelusuri pantai utara Pulau Jawa hingga tiba di Pulau Bali. Setelah
mempelajari jalur pelayaran laut dan membeli rempah-rempah, mereka kembali ke
negara asalnya. Pada tahun 1598, bangsa Belanda mendarat di Banten untuk kali
kedua dan dipimpin oleh Jacob Van Neck. Rombongan yang datang kali kedua ini,
jumlahnya lebih banyak dan masing-masing kelompok membentuk kongsi dagang
sehingga menimbulkan persaingan di antara mereka sendiri. Upaya Inggris untuk
mengatasi persaingan dagang yang semakin kuat di antara sesama pendatang dari
Belanda adalah dengan mendirikan dan menyaingi persekutuan dagang Inggris di
India dengan nama East India Company (EIC).
Adapun
tujuan dari pembentukan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah
sebagai berikut:
a.
Menguasai pelabuhan penting.
b.
Menguasai kerajaan-kerajaan di
Indonesia.
c.
Melaksanakan monopoli perdagangan di
Indonesia.
d.
Mengatasi persaingan antara Belanda
dengan pedagang Eropa lainnya.
Pada tahun 1619, kedudukan VOC dipindahkan ke
Batavia (sekarang Jakarta) dan diperintah oleh Gubernur Jenderal Jan Pieter
Zoon Coen. Perpindahan kedudukan VOC dari Ambon ke Batavia ditujukan untuk
merebut daerah dan memperkuat diri dalam persaingan dengan persekutuan dagang
milik Inggris (EIC) yang sedang konflik dengan Wijayakrama (penguasa
Jayakarta).
Masa VOC berkuasa di Indonesia disebut sebagai
"zaman kompeni". Dalam upaya mengembangkan usahanya, VOC memperoleh
piagam (charter) yang diterima dari pemerintah Kerajaan Belanda. Piagam
(charter), secara umum menyatakan bahwa VOC diberikan hak monopoli
dagang di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan serta beberapa kekuasaan
seperti mencetak uang, memiliki tentara, mengangkat pegawai, menduduki daerah
asing, membentuk pengadilan, bertindak atas nama Belanda (Oktroi), dan
mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.
Dalam perkembangan berikutnya, kompeni berubah
menjadi kekuatan yang tidak sebatas berdagang, tetapi ikut campur, yakni dengan
mengendalikan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Penindasan kompeni
yang kejam sangat menyengsarakan rakyat Indonesia hingga menimbulkan perlawanan
di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa perlawanan rakyat yang bersifat
kedaerahan tersebut antara lain adalah perlawanan rakyat Banten, Mataram,
Makasar, Bali, dan Maluku.
Pada abad ke-18, VOC mengalami kemunduran dan tidak
dapat melaksanakan tugas dari pemerintah Belanda. Kemunduran VOC semakin parah,
yaitu ditandai dengan kondisi keuangan yang kian merosot hingga mengalami
kebangkrutan. Beberapa faktor penyebab kemunduran VOC adalah sebagai berikut:
a.
Banyaknya jumlah pegawai VOC yang
korupsi.
b.
Rendahnya kemampuan VOC dalam memantau
monopoli perdagangan.
c.
Berlangsungnya perlawanan rakyat secara
terus-menerus dari berbagai daerah di Indonesia.
Masalah yang dihadapi VOC semakin besar dan rumit
hingga diketahui oleh pemerintah Belanda bahwa VOC tidak mampu melaksanakan
tugasnya dan tidak mampu menangkal setiap agresi dari pihak asing. Pada saat
itu, di negeri Belanda sedang terjadi konflik politik. Kekuasaan Raja Willem
sebagai penguasa kerajaan Belanda digantikan oleh Republik Bataaf di bawah
kendali Perancis.
Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi dibubarkan
dan pemerintah Belanda (saat itu Republik Bataaf) mencabut hak-hak VOC. Semua
kekayaan dan utang VOC diambil alih oleh negara dan mulai saat itu pula, segala
bentuk kekuasaan atas Indonesia berada langsung di bawah pemerintahan Belanda.
Kekuasaan Republik Bataaf di Belanda ternyata tidak berlangsung lama dan belum
sempat berkuasa di Indonesia. Pada tahun 1806, terjadi perubahan politik di
Eropa hingga Republik Bataaf dibubarkan dan berdirilah Kerajaan Belanda yang
diperintah oleh Raja Louis Napoleon.
18.
PERATURAN TANAM PAKSA (Cultuur
stelsel)
Berikut adalah isi dari aturan tanam paksa
·
Tuntutan
kepada setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk
cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk
ditanami jenis tanaman perdagangan.
·
Pembebasan
tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya
dianggap sebagai pembayaran pajak.
·
Rakyat yang
tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan
milik pemerintah Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari
atau seperlima tahun.
·
Waktu untuk
mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh
melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan
·
Kelebihan
hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat
·
Kerusakan atau
kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti
bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda
·
Penyerahan
teknik pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa
19.
MASA RAFFLES
Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur Jawa pada tahun 1811, ketika Kerajaan
Inggris mengambil alih jajahan-jajahan Kerajaan
Belanda dan ia tidak lama kemudian dipromosikan sebagai
Gubernur Sumatera,
ketika Kerajaan
Belanda diduduki oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis.
Sewaktu Raffles menjabat sebagai penguasa
Hindia-Belanda, ia telah mengusahakan banyak hal, yang mana antara lain adalah
sebagai berikut: beliau mengintroduksi otonomi terbatas, menghentikan
perdagangan budak, mereformasi sistem pertanahan pemerintah kolonial
Belanda, menyelidiki flora dan fauna Indonesia, meneliti
peninggalan-peninggalan kuno seperti Candi
Borobudur dan Candi
Prambanan, Sastra Jawa serta banyak hal lainnya.
Tidak hanya itu, demi meneliti dokumen-dokumen sejarah Melayu yang mengilhami
pencarian Raffles akan Candi
Borobudur, ia pun kemudian belajar sendiri Bahasa Melayu.
Hasil penelitiannya di pulau Jawa dituliskannya pada sebuah buku
berjudul: History of Java, yang
menceritakan mengenai sejarah pulau Jawa. Dalam melakukan penelitiannya,
Raffles dibantu oleh dua orang asistennya yaitu: James Crawfurd dan
Kolonel Colin Mackenzie.
Istri Raffles, Olivia Marianne, wafat pada
tanggal 26 November 1814 di Buitenzorg
dan dimakamkan di Batavia, tepatnya di tempat yang sekarang menjadi Museum Prasasti.
Di Kebun Raya Bogor dibangun monumen
peringatan untuk mengenang kematian sang istri.
Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan
adalah:
·
Membagi Pulau Jawa menjadi
16 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung sampai tahun 1964)
·
Mengubah
sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem
pemerintahan kolonial yang bercorak Barat
·
Bupati-bupati
atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh
secara turun-temurun
·
Sistem juri
ditetapkan dalam pengadilan
Bidang Ekonomi dan
Keuangan, petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedang
pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam
tanaman ekspor yang paling menguntungkan. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten)
dan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang sudah diterapkan
sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) yang
berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak secara perorangan.
Bidang Hukum sistem
peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh
Daendels. Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih
berorientasi pada besar kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum pada masa
Raffles sebagai berikut:
·
Court of
Justice, terdapat pada setiap
residen
·
Court of
Request, terdapat pada setiap
divisi
·
Police of
Magistrate
Bidang Sosial penghapusan
kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia
melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis
perbudakan. Peniadaanpynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat
kejam dengan melawan harimau.
Bidang Ilmu Pengetahuan
·
Ditulisnya
buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua
jilid
·
Ditulisnya
buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun 1820 dan dibagi tiga
jilid
·
Raffles juga
aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan
·
Ditemukannya
bunga Rafflesia Arnoldi
·
Dirintisnya Kebun Raya
Bogor
Dari kebijakan ini, salah satu pembaruan kecil yang
diperkenalkannya di wilayah kolonial Belanda adalah mengubah sistem mengemudi
dari sebelah kanan ke sebelah kiri, yang berlaku hingga saat ini.
Pada tahun 1815 Raffles kembali
ke Inggris setelah
Jawa dikembalikan ke Belanda setelah Perang Napoleon selesai. Pada 1817 ia menulis dan
menerbitkan buku History of Java, yang melukiskan sejarah pulau itu
sejak zaman kuno.
Tetapi pada tahun 1818 ia kembali ke
Sumatera dan pada tanggal 29 Januari 1819 ia mendirikan
sebuah pos perdagangan bebas di ujung selatanSemenanjung Malaka, yang di kemudian hari
menjadi negara kota Singapura. Ini merupakan langkah yang berani, berlawanan
dengan kebijakan Britania untuk tidak menyinggung Belanda di wilayah yang diakui
berada di bawah pengaruh Belanda. Dalam enam minggu, beberapa ratus pedagang
bermunculan untuk mengambil keuntungan dari kebijakan bebas pajak, dan Raffles
kemudian mendapatkan persetujuan dari London.
Raffles menetapkan tanggal 6 Februari tahun 1819 sebagai hari
jadi Singapura modern. Kekuasaan atas pulau itu pun kemudian dialihkan kepadaPerusahaan Hindia Timur Britania.
Akhirnya pada tahun 1823, Raffles selamanya kembali ke Inggris dan kota Singapura
telah siap untuk berkembang menjadi pelabuhan
terbesar di dunia. Kota ini terus berkembang sebagai pusat
perdagangan dengan pajak rendah.
20.
POLITIK ETIS (TRILOGI VAN DE
VENTER)
Politik Etis atau Politik Balas Budi
Tulisan
van Deventer itulah yang kemudian membuka mata pemerintah Belanda untuk
mengubah sistem Tanam Paksa dan sistem Liberal dengan kebijakan baru yang
kemudian dikenal sebagai Politik Etis atau Politik Balas Budi. Politik Etis ini
kemudian dikenal sebagai Trilogi van Deventer, yakni meliputi tiga kebijakan.
Pertama, migrasi.
Yang dimaksud migrasi adalah proses pemindahan penduduk dari Jawa ke luar Jawa,
untuk dijadikan buruh yang akan dipekerjakan di daerah perkebunan atau daerah
pertambangan milik Belanda. Kuli kontrak dari Pulau Jawa dipindahkan ke
perkebunan karet di Pematang Siantar, Sumatera Utara, di daerah pertambangan batubara
di Sawahlunto, Sumatera Barat, dan bahkan juga di negeri jajahan Belanda di
luar negeri. Maksud awal kebijakan ini memang dipandang sebagai kebijakan
yang bersifat simbiose mutualistis, karena dapat menguntungkan pihak Belanda di
satu sisi, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di sisi lainnya.
Namun, kenyataanya tidak demikian. Jauh panggang dari api. Kebijakan itu
semata-mata juga menguntungkan Belanda. Makin banyak hasil bumi dan hasil
tambang yang dikeruk oleh Belanda dari bumi pertiwi Indonesia. Sementara rakyat
tetap dalam keadaan miskin dan tertindas.
Kedua, irigasi.
Negara Belanda dikenal mempunyai keahlian dalam bidang teknologi perairan. Laut
di Belanda dapat dibendung dan dijadikan daerah perkotaan. Oleh karena itu,
dalam hal teknologi pengairan, Belanda memang jagonya. Melalui kebijakan
irigasi, Belanda membangun jaringan irigasi yang diperlukan untuk pengairan
teknis sawah dan perkebunan yang dicetak Belanda. Lagi-lagi kebijakan ini
sesungguhnya bukanlah sebagai politik balas budi Belanda, melainkan semata-mata
untuk mengeruk lebih banyak lagi kekayaan dari tanah jajahan.
Ketiga, edukasi.
Kebijakan edukasi adalah pemberian kesempatan untuk bersekolah bagi rakyat
jajahan. Untuk itu, maka perluasan besar-besaran jumlah sekolah dilakukan oleh
Belanda. Pembukaan sekolah itu kemudian juga membuka peluang untuk mendirikan
sekolah-sekolah guru untuk penyediaan gurunya. Diperoleh catatan dari
Kementerian Jajahan pada tanggal 16 Desember 1901 bahwa jumlah siswa sekolah
guru di Bandung ditambah dari 50 menjadi 100 orang, di Yogyakarta dari 75
menjadi 100 orang, di Probolinggo dari 75 menjadi 100 orang, di Semarang dibuka
sekolah guru baru dengan siswa sebanyak 100 orang (Dedi Supriadi, 2003: 11).
Namun, apa dengan demikian rakyat jajahan dapat memperoleh pendidikan secara
merata? Tidak! Karena yang memperoleh kesempatan untuk memperoleh pendidikan
tersebut kebanyakan adalah golongan priyayi, dengan maksud untuk diangkat
menjadi pegawai Belanda.
Walhasil,
politik balas budi sebagaimana dirancang oleh van Deventer kenyataanya hanya
untuk kepentingan Belanda semata-mata. Setidaknya itulah pandangan dari rakyat
jajahan. Trilogi van Deventer yang telah menjadi catatan dalam sejarah
pendidikan Indonesia.
21.
FAKTOR-FAKTOR LAHIRNYA PERGERAKAN
NASIONAL
Faktor Ekstern
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
b. Partai Kongres India
c.
Filipina di bawah
Jose Rizal
d. Gerakan Nasionalisme Cina
e.
Gerakan Turki Muda
Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
d. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
e.
Pengaruh Perkembangan
Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
22.
KONGRES PEMUDA
Kongres Pemuda diadakan 2 kali. Kongres Pemuda
I diadakan tahun 1926 dan menghasilkan kesepakatan bersama mengenai kegiatan
pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh
organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, dlsb.
Selanjutnya juga disepakati untuk mengadakan kongres yang kedua.
Kongres Pemuda II, atau dikenal sebagai Kongres
Pemuda 28 Oktober 1928, dan terkenal dengan sebutan Sumpah Pemuda dipimpin
oleh pemuda Soegondo dari PPI (Persatuan Pemuda
Indonesia), menghasilkan Trilogi Pemuda: Satu NUSA, Satu BANGSA, Satu BAHASA:
INDONESIA. Selain itu juga ditetapkan Indonesia
Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman sebagai lagu
kebangsaan.
Kongres Pemuda I (30
April - 2 Mei 1926)
Kongres Pemuda yang
pertama ini dilaksanakan di Batavia (Jakarta). Kongres Pemuda I dilaksanakan
dari tanggal 30 April - 2 Mei 1926. Kongres Pemuda I diketuai oleh Muhammad
Tabrani.
Kongres Pemuda II
(1928)
Diselenggarakan pada
tanggal 27-28 Oktober 1928. Ketua Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo
Joyopuspito (PPPI) dan wakilnya Joko Marsaid (Jong Java). Dan, penyelenggaraan
kongres pemuda hari pertama di gedung Katholikee jongelingen Bond (Gedung
Pemuda Katolik). Hari kedua di gedung Oost Java (sekarang di Medan Merdeka
Utara Nomor 14). Rapat ketiga di gedung Susunan Panitia Kongres Pemuda II
adalah:
·
Ketua: Sugondo
Joyopuspito
·
Wakil ketua:
Joko Marsaid (alias Tirtodiningrat)
·
Sekretaris:
Muhammad Yamin
·
Bendahara:
Amir syarifuddin
23.
INDISCHE PARTIJ
Indische
Partij adalah partai
politik pertama di Hindia
Belanda, berdiri tanggal 25 Desember 1912. Didirikan oleh tiga
serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. Maksudnya adalah untuk
mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang- orang Indonesia dan Eropa di Indonesia.
Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi)
khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran
(Indonesia). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama
orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo
sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar
kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Indische
Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, merupakan partai pertama
yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Partai ini berusaha didaftarkan status badan
hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan oleh Gubernur
Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan penolakkannya adalah
karena organisasi ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat
membangkitkan rasa nasionalismerakyat
dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Selain
itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indonesia,
tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumiputera.
Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah
Belanda, ibu seorang Indonesia. Indische Partij merupakan satu-satunya
organisasi pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik
dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Tujuan Indische Partij adalah untuk
membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media
majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar De Expres pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai
sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Tujuan
dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik
rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada
tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun
bebasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Perancis).
Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda.
Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah melakukan upacara
peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai
penjajahnya.
Hal
yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische
Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang
berjudul Als ik een
Nederlander was (Andaikan aku
seorang Belanda). Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat ditangkap.
Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Expres tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi
tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan.
Dr.
Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, Douwes Dekker
mengkritik dalam tulisan di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo
en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan
kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat).
Kecaman-kecaman
yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij
ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Douwes Dekker dibuang
ke Kupang,NTT sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo
dibuang ke Pulau Banda. Namun pada
tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke
Indonesia karena sakit. Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E.
Douwes
Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun 1919. Suwardi Suryaningrat terjun
dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, mendirikan
perguruan Taman Siswa.
E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan
yayasan pendidikan Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam
perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname,
Amerika Selatan.
Pada
tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan
kemerdekaan itu, dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetera.
24.
GAPI (GABUNGAN POLITIK INDONESIA)
Gabungan Politik Indonesia (GAPI) adalah suatu
organisasi payung dari partai-partai dan organisasi-organisasi politik. GAPI
berdiri pada tanggal 21 Mei 1939 di dalam rapat pendirian organisasi nasional di
Jakarta.
Walaupun tergabung dalam GAPI, masing-masing partai
tetap mempunyai kemerdekaan penuh terhadap program kerjanya masing-masing dan
bila timbul perselisihan antara partai-partai, GAPI bertindak sebagai penengah.
Untuk pertama sekali pimpinan dipegang oleh Muhammad Husni Thamrin, Mr. Amir
Syarifuddin, Abikusno Tjokrosujono. Di dalam anggaran dasar di terangkan bahwa
GAPI berdasar kepada:
a.
Hak untuk
menentukan diri sendiri
b.
Persatuan
nasional dari seluruh, bangsa Indonesia dengan berdasarkan kerakyatan dalam
paham politik, ekonomi dan sosial.
c.
Persatuan aksi
seluruh pergerakan Indonesia
Di dalam konfrensi pertama GAPI tanggal 4 Juli 1939 telah
dibicarakan aksi GAPI dengan semboyan "Indonesia berparlemen".
September 1939 GAPI mengeluarkan suatu pernyataan yang kemudian dikenal dengan
nama Manifest GAPI. Isinya
mengajak rakyat Indonesia dan rakyat negeri Belanda untuk bekerjasama
menghadapi bahaya fasisme dimana kerjasama akan lebih berhasil apabila
rakyat Indonesia diberikan hak-hak baru dalam urusan pemerintahan. Yaitu suatu
pemerintahan dengan parlemen yang dipilih dari dan oleh rakyat, dimana
pemerintahan tersebut bertanggungjawab kepada parlemen tersebut.
Untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan, GAPI
menyerukan agar perjuangan GAPI disokong oleh semua lapisan rakyat Indonesia.
Seruan itu disambut hangat oleh pers Indonesia
dengan memberitakan secara panjang lebar mengenai GAPI bahkan sikap beberapa
negara di Asia dalam menghadapi bahaya fasisme juga diuraikan secara khusus.
GAPI sendiri juga mengadakan rapat-rapat umum yang
mencapai puncaknya pada tanggal 12 Desember 1939 dimana tidak
kurang dari 100 tempat di Indonesia mengadakan rapat memprogandakan tujuan
GAPI.
Selanjutnya GAPI membentuk Kongres
Rakyat Indonesia (KRI). Kongres Rakyat Indonesia diresmikan
sewaktu diadakannya pada tanggal 25 Desember
1939 di Jakarta.
Tujuannya adalah "Indonesia Raya" bertujuan untuk kesejahteraan
rakyat Indonesia dan kesempatan cita-citanya.
Dalam kongres ini berdengunglah suara dan tututan
"Indonesia berparlemen". Keputusan yang lain yang penting diantaranya,
penerapan Bendera Merah Putih dan Lagu Indonesia
Raya sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia dan
peningkatan pemakaian bahasa
Indonesia bagi rakyat Indonesia.
Walaupun berbagai upaya telah diadakan oleh GAPI
namun tidak membawa hasil yang banyak. Karena situasi politik makin gawat
akibat Perang Dunia II, pemerintah kolonial Hindia
Belandamengeluarkan peraturan inheemse militie dan
memperketat izin mengadakan rapat.
25.
ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DI
INDONESIA (SEMBOYAN JEPANG)
Semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan
Jepang pelindung Asia).
26.
ORGANISASI MILITER BENTUKAN JEPANG
Organisasi
semi militer bentukan Jepang
a.
Seinendan, dibentuk pada tanggal 9
Maret 1943 dan bertujuan mendidik dan melatih para pemudauntuk dapat
mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
b.
Keibodan (organisasi barisan bantu
polisi), dibentuk pada tanggal 29 April 1943 dan bertujuan mengisi jiwa
pemuda dengan semangat nasionalisme.
c.
Fujinkai (himpunan wanita
bentukan Jepang yang diberi latihan – latihan militer), dibentuk pada bulan
Agustus 1943.
d.
Gakutotai (organisasi barisan
pelajar), beranggotakan pelajar sekolah lanjutan.
e.
Jawa Hokokai(organisasi kebaktian rakyat
Jawa), dibentuk pada tanggal 1 Maret 1944 dan bertujuan mengumpulkan pajak dan
hasil bumi dan menyerahakannya ke Jepang.
f.
Sushintai (organisasi barisan
pelopor), dibentuk pada tanggal 25 September 1944 dan bertujuan meningkatkan
kesigapan rakyat.
Organisasi
militer bentukan Jepang
a.
Heiho (organisasi pembantu prajurit
Jepang), dibentuk pada bulan April 1943 dan bertujuan membantu prajurit Jepang.
Para anggota Heiho langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang,
baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut, yang turut bertempur ke luar negri
seperti di Kepulauan Solomon dan Negara Mynmar (Birma).
b.
Pembela Tanah Air/PETA (organisasi
militer atau tentara sukarela), dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 dan
bertujuan mempertahankan bangsa Indonesia dari ancaman bangsa Barat. Anggota
PETA yang berprestasi dapat diangkat menjadi daidanco(komando
batalyon), cudanco (komando kompi), shodanco (komando peleton),
dan budanco (komandan regu).
27.
BPUPKI
Badan
Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (atau
dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Dokuritsu
Junbi Chōsakai (独立準備調査会?))
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat dengan
wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji
Soeroso.
Di
luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat)
yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji
Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel
Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas
dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan
dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang
diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada
tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan kemudian
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai, dengan
anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari
berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda
28.
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni,
dan Wikana --yang
konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi denganIbrahim gelar
Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah
kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco
Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno
(bersama Fatmawati dan Guntur yang
baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal
sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah
agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini,
mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang
telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua,
yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan.
Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di
Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo keRengasdengklok.
Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad
Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru
memproklamasikan kemerdekaan.
Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah
masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di
Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka
tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum
perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh
Indonesia.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke
Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro
Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi
Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia
Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar
oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor
Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala
Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan
rombongan tersebut.
Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari
tanggal 16 Agustus 1945telah diterima
perintah dari Tokyo bahwa
Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk
mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan
oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan
menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido,
ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar
Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak
tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan
ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio
dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah
Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju
rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1)
diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi.
Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura,
Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi
dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah,
Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk
di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada
kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan
teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti
kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan
kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M
Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim
Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin
dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor
perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan
Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
(sekarang Jl. Proklamasi no. 1)
29.
PPKI
Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia, sebelum panitia ini terbentuk, sebelumnya telah berdiriBPUPKI namun
karena dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan, maka
Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI-Dokuritsu Junbi Inkai) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai
oleh Ir. Soekarno.
Badan ini merupakan badan yang dibentuk sebelum MPR dibentuk.
Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan
PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang
ke Dalat untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan tersebut,
PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi
kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan
Jepang. Bahkan rencana rapat16 Agustus 1945 tidak dapat
terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidang di bekas Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon –Jakarta.
Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum disahkan, terdapat
perubahan dalam UUD 1945, yaitu:
a. Kata Muqaddimah diganti dengan
kata Pembukaan.
b. Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Ketuhanan,
dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti
dengan Ketuhanan yang Maha Esa.
c. Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Menurut
kemanusiaan yang adil dan beradab diganti menjadi Kemanusiaan
yang adil dan beradab.
d. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden
ialah orang Indonesia Asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden
adalah orang Indonesia Asli.
Memilih dan mengangkat
Presiden dan Wakil Presiden
Pemilihan Presiden dan Wakil Presidan dilakukan dengan
aklamasi atas usul dari Otto Iskandardinata dan mengusulkan
agar Ir. Soekarno menjadi presiden dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden. Usul ini diterima oleh seluruh anggota PPKI.
Sidang 19 Agustus 1945
Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
Membentuk Pemerintahan
Daerah - Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang
gubernur.
Sidang 22 Agustus 1945
Membentuk Komite Nasional
Indonesia
Membentuk Partai Nasional
Indonesia
Membentuk Badan Keamanan
Rakyat - Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) bertujuan
agar tidak memancing permusuhan dengan tentara asing di Indonesia. Anggota BKR
adalah himpunan bekas anggota PETA, Heiho, Seinendan, Keibodan,
dan semacamnya.
30.
KONDISI EKONOMI AWAL KEMERDEKAAN
Pada
akhir pendudukan Jepang dan pada awal berdirinya Republik Indonesia keadaan
ekonomi Indonesia sangat kacau. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut
:
a. Inflasi yang sangat tinggi (Hiper-Inflasi).
b. Adanya blokade ekonomi, oleh Belanda (NICA).
c. Kas
negara kosong, pajak dan bea masuk sangat berkurang, sehingga pendapatan
pemeritah semakin tidak sebanding dengan pengeluarannya. Penghasilan pemerintah
hanya bergantung kepada produksi pertanian. Karena dukungan petani inilah
pemerintah RI masih bertahan, sekali pun keadaan ekonomi sangat buruk.
31.
UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
a.
Perjuangan Fisik (pertempuran di
berbagai daerah)
ü Pertempuran surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigade 49 yang dipimpinan Brigjen A.W.S.
Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka bertugas untuk melucuti serdadu Jepang dan
membebaskan para interniran. Kedatangan Mallaby disambut oleh R.M.T.A. Suryo
(Gubernur Jawa Timur). Dalam pertemuan itu dihasilkan beberapa kesepakatan
sebagai berikut.
·
Inggris
berjanji bahwa di antara tentara Inggris tidak terdapat angkatan perang
Belanda.
·
Disetujui
kerja sama antara kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan ketenteraman.
·
Akan segera
dibentuk Contact Bureau (Biro Kontak) agar kerja sama dapat
terlaksana sebaikbaiknya.
·
Inggris hanya
akan melucuti senjata Jepang.
Salah satu tokoh dan pemimpin perjuangan rakyat Surabaya adalah Bung
Tomo. Dalam pertempuran yang tidak seimbang, Bung Tomo terus mengobarkan
semangat rakyat supaya terus maju, pantang mundur. Sekarang peristiwa 10
November diabadikan sebagai Hari Pahlawan dan Tugu Pahlawan di tengah Kota Surabaya
melambangkan keberanian dan semangat juang bangsa Indonesia.
ü Pertempuran di Ambarawa
Pertempuran di Ambarawa diawali kedatangan tentara Sekutu di Semarang
pada tanggal 20 Oktober 1945. Mereka datang untuk mengurus tawanan perang.
Pihak Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Ternyata Sekutu diboncengi oleh NICA. Insiden bersenjata mulai timbul di
Magelang. Kejadian itu meluas menjadi pertempuran setelah pasukan Sekutu
membebaskan para interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa.
ü Pertempuran Medan Area
Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama antara para pemuda
dan pasukan Sekutu. Ini merupakan awal perjuangan bersenjata yang dikenal
sebagai pertempuran Medan Area. Pada tanggal 10 Desember 1945
tentara Sekutu melancarkan serangan militer besar-besaran, yang dilengkapi
dengan pesawat tempur canggih. Seluruh daerah Medan dijadikan sasaran serangan.
Peristiwa penting, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam usaha
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
ü Bandung Lautan Api
Istilah Bandung Lautan Api menunjukkan terbakarnya kota Bandung sebelah
selatan akibat politik bumi hangus yang diterapkan TKR. Peristiwa itu terjadi
tanggal 23 Maret 1946 setelah ada ultimatum perintah pengosongan Bandung oleh
Sekutu. Seperti di kota-kota lainnya, di Bandung juga terjadi pelucutan
senjataterhadap Jepang. Di pihak lain, tentara Serikat menghendaki agar
persenjataan yang telah dikuasai rakyat Indonesia diserahkan kepada mereka.
Para pejuang akhirnya meninggalkan Bandung, tetapi terlebih dahulu
membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tragis ini kemudian dikenal sebagai
peristiwa Bandung Lautan Api.
ü Puputan margarana
Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan kira-kira 2000
tentara di Bali. Pada waktu itu, Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai sedang
berada di Yogyakarta untuk berkonsultasi dengan markas tertinggi TRI mengenai
pembinaan Resimen Sunda Kecil dan cara-cara menghadapi Belanda.
Pada tanggal 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menyerang Belanda.
Pasukan Ngurah Rai berhasil mengusai Tabanan. Namun, karena kekuatan pasukan
yang tidak seimbang akhirnya pasukan Ngurah Rai dapat dikalahkan dalam
pertempuran puputan (habis-habisan) di Margarana, sebelah utara Tabanan. I
Gusti Ngurah Rai gugur bersama anak buahnya. Gugurnya I Gusti Ngurah Rai
melicinkan jalan bagi usaha Belanda untuk membentuk “Negara Indonesia Timur”.
ü Peristiwa westerling di makasar
Sulawesi Selatan bergolak, di mana-mana selalu terjadi pertempuran,
Enrekang, Polongbangkeng, Pare-pare, Luwu menjalar ke Kendari, kalaka dengan
senjata yang mereka miliki berusaha semaksimal mungkin menangkis serangan
Belanda yang bersenjatakan mukhtakhir, dengan keberanian dan tekat yang
bersemboyankan “Merdeka atau Mati”.
ü Serangan umum 1 maret 1949
Serangan Umum 1 Maret dilancarkan oleh pasukan RI untuk merebut kembali
Yogyakarta (Ibu kota Republik Indonesia) yang dikuasai oleh Belanda sejak
agresi militer kedua. Serangan umum 1 Maret mempunyai arti penting, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Serangan umum 1 Maret mencapai tujuannya,
yaitu sebagai berikut.
Ke dalam:
§ mendukung perjuangan diplomasi;
§ meninggikan semangat rakyat dan TNI yang sedang
bergerilya; dan
§ secara tidak langsung telah mempengaruhi sikap para
pemimpin negara federal bentukan Belanda (seperti negara Pasundan, negara
Sumatra Timur dan negara Indonesia Timur) yang tergabung dalam Bijeenkomst Federal
Voor Overleg (BFO).
Ke luar:
§ menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI
masih ada dan mampu mengadakan serangan; dan
§ mematahkan moral pasukan Belanda.
b.
Diplomatik (Linggarjati – KMB)
ü Perundingan Linggajati
Sebab dinamakan demikian karena perundingan antara Indonesia dan
Belanda ini dilaksanakan di Linggarjati Kuningan Jawa Barat yang
menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil
perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946
dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.
Butir-butir kesepakatan perundingan antara lain:
·
Belanda
mengakui secara de-facto wilayah RI yaitu Jawa, Sumatera dan Madura
·
Belanda harus
meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
·
Belanda dan
Indonesia sepakat membentuk negara RIS.
·
Dalam bentuk
RIS, Indonesia harus tergabung dalam Persemakmuran Indonesia-Belanda
dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20
Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda
tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947,
meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan akibat dari perbedaan
penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
ü Perjanjian Renville
Suatu perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani
pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat
sebagai tempat netral - USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi
oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia,
yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
Kesepakatan yang diambil dari Perjanjian Renville:
·
Belanda hanya
mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah RI
·
Disetujuinya
sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan
Belanda
·
TNI harus
ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa
Barat dan Jawa Timur ke daerah Indonesia di Yogyakarta
ü Perjanjian Roem-Roijen
Disebut juga Perjanjian Roem-Van Roijen, yaitu suatu
perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April
1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes
Jakarta. Nama perjanjian diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem
dan Herman van Roijen. Maksud pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa
masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den
Haag pada tahun yang sama. Hasil pertemuan ini adalah
·
Angkatan
bersenjata RI akan menghentikan semua aktivitas gerilya
·
Pemerintah RI
akan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB)
·
Pemerintah RI
dikembalikan ke Yogyakarta
·
Angkatan
bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan
semua tawanan perang
Pada tanggal 22 Juni, sebuah pertemuan lain diadakan dan menghasilkan
keputusan:
·
Kedaulatan
akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat sesuai perjanjian
Renville pada 1948
·
Belanda dan Indonesia
akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar sukarela dan persamaan hak
·
Hindia Belanda
akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada Indonesia
ü Konferensi Meja Bundar (KMB)
Dilaksanakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus
sampai 02 Nopember 1949, yang menghasilkan kesepakatan:
·
Serah terima
kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat
(RIS), kecuali wilayah Papua bagian barat (note: Papua bagian barat
bukan bagian dari serah terima, dan permasalahan ini akan diselesaikan dalam
waktu satu tahun)
·
Dibentuknya
sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan Monarki Belanda sebagai
kepala negara
·
Pengambilalihan
hutang Hindia Belanda oleh RIS
32.
MUNCULNYA PARTAI-PARTAI POLITIK
Masa penjajahan Belanda
Masa
ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indoneisa (waktu
itu Hindia Belanda). Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional. Pada
masa itu semua organisasi baik yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan
Muhammadiyah, ataupun yang berazaskan politik agama dan sekuler seperti Serikat
Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut memainkan peranan dalam pergerakan nasional
untuk Indonesia merdeka.
Kehadiran
partai politik pada masa permulaan merupakan menifestasi kesadaran nasional
untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Setelah didirikan Dewan
Rakyat , gerakan ini oleh beberapa partai diteruskan di dalam badan ini. Pada
tahun 1939 terdapat beberapa fraksi di dalam Dewan Rakat, yaitu Fraksi Nasional
di bawah pimpinan M. Husni Thamin, PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi
Putera) di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesische Nationale Groep di bawah
pimpinan Muhammad Yamin.
Di
luar dewan rakyat ada usaha untuk mengadakan gabungan partai politik dan
menjadikannya semacam dewan perwakilan rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI
(Komite Rakyat Indoneisa) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia)
yang merupakan gabungan dari partai-partai yang beraliran nasional, MIAI
(Majelis Islamil Aâ€laa Indonesia) yang
merupakan gabungan partai-partai yang beraliran Islam yang terbentuk tahun
1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia) yang merupakan gabungan organisasi
buruh.
Pada
tahun 1939 di Hindia
Belanda telah terdapat
beberapa fraksi dalam volksraad yaitu Fraksi Nasional, Perhimpunan
Pegawai Bestuur Bumi-Putera, dan Indonesische Nationale Groep.
Sedangkan di luar volksraad ada usaha untuk mengadakan gabungan
dari Partai-Partai Politik dan menjadikannya semacam dewan perwakilan nasional
yang disebut Komite Rakyat Indonesia (K.R.I). Di dalam K.R.I terdapat Gabungan
Politik Indonesia (GAPI), Majelisul Islami A'laa Indonesia (MIAI) dan Majelis
Rakyat Indonesia (MRI). Fraksi-fraksi tersebut di atas adalah merupakan partai
politik - partai politik yang pertama kali terbentuk di Indonesia.
Masa pendudukan Jepang
Pada masa ini, semua kegiatan partai politik
dilarang, hanya golongan Islam diberi kebebasan untuk membentuk partai Partai Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Partai
Masyumi), yang lebih banyak bergerak di bidang sosial.
Masa pasca proklamasi kemerdekaan
Beberapa bulan setelah proklamsi kemerdekaan,
terbuka kesempatan yang besar untuk mendirikan partai politik, sehingga
bermunculanlah parti-partai politik Indonesia. Dengan demikian kita kembali
kepada pola sistem banyak partai.
33.
PEMILU 1955
Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar,
yaitu : Masyumi, PNI, NU dan PKI. Masa tahun 1950 sampai 1959 ini sering
disebut sebagai masa kejayaan partai politik, karena partai politik memainkan
peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara melalui sistem parlementer.
Sistem banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kabinet jatuh bangun dan
tidak dapat melaksanakan program kerjanya. Sebagai akibatnya pembangunan tidak
dapat berjaan dengan baik pula. Masa demokrasi parlementer diakhiri dengan
Dekrit 5 Juli 1959, yang mewakili masa masa demokrasi terpimpin.
34.
DEKRIT PRESIDEN 1959
Dekret Presiden 5 Juli 1959 adalah dekret yang
dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno
pada 5 Juli 1959. Isi dari Dekret tersebut antara lain:
c. Pembubaran Konstituante
35.
TRITURA
Tri Tuntutan Rakyat (atau biasa
disingkat Tritura) adalah 3 tuntutan
kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa yang
tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan
Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI),
Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI),
serta didukung penuh oleh Angkatan Bersenjata.
Ketika gelombang demonstrasi menuntut
pembubaran PKI semakin
keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah
sangat parah, baik dari segi ekonomimaupun politik.
Harga barang naik sangat tinggi terutama BBM. Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI
memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR
menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:
a. Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
b. Perombakan kabinet DWIKORA
c. Turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan
36.
AWAL ORDE BARU – SUPERSEMAR
Surat
Perintah Sebelas Maret atau Surat Perintah 11 Maret yang disingkat menjadi Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966.
Surat
ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto,
selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib)
untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi
keamanan yang buruk pada saat itu.
37.
PERJUANGAN MEREBUT IRIAN BARAT
Perjuangan
diplomasi;pendekatan diplomasi
a. Perundingan
Bilateral Indonesia Belanda
Pada tanggal 24 Maret 1950 diselenggarakan
Konferensi Tingkat Menteri Uni Belanda - Indonesia. Konferensi memutuskan untuk
membentuk suatu komisi yang anggotanya wakil-wakil Indonesia dan Belanda untuk
menyelidiki masalah Irian Barat. Hasil kerja Komisi ini harus dilaporkan dalam
Konferensi Tingkat Menteri II di Den Haag pada bulan Desember 1950. Ternyata
pembicaraan dalam tingkat ini tidak menghasilkan penyelesaian masalah Irian
Barat.
Pertemuan
Bilateral Indonesia Belanda berturut-turut diadakan pada tahun 1952 dan 1954,
namun hasilnya tetap sama, yaitu Belanda enggan mengembalikan Irian Barat
kepada Indonesia sesuai hasil KMB.
b. Melalui Forum PBB
Setelah perundingan bilateral yang
dilaksanakan pada tahun 1950, 1952 dan 1954 mengalami kegagalan, Indonesia
berupaya mengajukan masalah Irian Barat dalam forum PBB. Sidang Umum PBB yang
pertama kali membahas masalah Irian Barat dilaksanakan tanggal 10 Desember
1954. Sidang ini gagal untuk mendapatkan 2/3 suara dukungan yang diperlukan
untuk mendesak Belanda.
Indonesia
secara bertrurut turut mengajukan lagi sengketa Irian Barat dalam Majelis Umum
X tahun 1955, Majelis Umum XI tahun 1956, dan Majelis Umum XII tahun 1957.
Tetapi hasil pemungutan suara yang diperoleh tidak dapat memperoleh 2/3 suara
yang diperlukan.
c. Dukungan Negara
Negara Asia Afrika (KAA)
Gagal melalui cara bilateral, Indonesia juga
menempuh jalur diplomasi secara regional dengan mencari dukungan dari
negara-negara Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Indonesia
tahun 1955 dan dihadiri oleh 29 negara-negara di kawasan Asia Afrika, secara
bulat mendukung upaya bangsa Indonesia untuk memperoleh kembali Irian sebagai
wilayah yang sah dari RI.
Namun suara bangsa-bangsa Asia Afrika di
dalam forum PBB tetap tidak dapat menarik dukungan internasional dalam sidang
Majelis Umum PBB.
Perjuangan dengan
konfrontasi politik dan ekonomi
Kegagalan pemerintah Indonesia untuk
mengembalikan Irian Barat baik secara bilateral, Forum PBB dan dukungan Asia
Afrika, membuat pemerintah RI menempuh jalan lain pengembalian Irian Barat,
yaitu jalur konfrontasi. Berikut ini adalah upaya Indonesia mengembalikan Irian
melalui jalur konfrontasi, yang dilakukan secara bertahap.
a. Pembatalan Uni
Indonesia Belanda
Setelah menempuh jalur diplomasi sejak tahun
1950, 1952 dan 1954, serta melalui forum PBB tahun 1954 gagal untuk
mengembalikan Irian Barat kedalam pangkuan RI, pemerintah RI mulai bertindak
tegas dengan tidak lagi mengakui Uni Belanda Indonesia yang dibentuk
berdasarkan KMB. Ini berarti bahwa pembatalan Uni Belanda Indonesia secara
sepihak oleh pemerintah RI berarti juga merupakan bentuk pembatalan terhadap
isi KMB. Tindakan pemerintah RI ini juga didukung oleh kalangan masyarakat
luas, partai-partai dan berbagai organisasi politik, yang menganggap bahwa
kemerdekaan RI belum lengkap / sempurna selama Indonesia masih menjadi anggota
UNI yang dikepalai oleh Ratu Belanda.
Pada tanggal 3 Mei 1956 Indonesia membatalkan
hubungan Indonesia Belanda, berdasarkan perjanjian KMB. Pembatalan ini
dilakukan dengan Undang Undang No. 13 tahun 1956 yang menyatakan, bahwa untuk
selanjutnya hubungan Indonesia Belanda adalah hubungan yang lazim antara
negara yang berdaulat penuh, berdasarkan hukum internasional. Sementara
itu hubungan antara kedua negara semakin memburuk, karena :
1. terlibatnya orang-orang Belanda dalam
berbagai pergolakan di Indonesia (APRA, Andi Azis, RMS)
2. Belanda tetap tidak mau menyerahkan
Irian Barat kepada Indonesia.
b. Pembentukan
Pemerintahan Sementara Propinsi Irian Barat di Soasiu (Maluku Utara)
Sesuai dengan Program Kerja Kabinet, Ali
Sastroamidjojo membentuk Propinsi Irian Barat dengan ibu kota Soasiu (Tidore).
Pembentukan propinsi itu diresmikan tanggal 17 Agustus 1956. Propinsi ini
meliputi wilayah Irian Barat yang masih diduduki Belanda dan daerah Tidore,
Oba, Weda, Patrani, serta Wasile di Maluku Utara.
c. Pemogokan Total
Buruh Indonesia
Sepuluh tahun menempuh jalan damai, tidak
menghasilkan apapun. Karena itu, pada tanggal 18 Nopember 1957 dilancarkan
aksi-aksi pembebasan Irian Barat di seluruh tanah air. Dalam rapat umum yang
diadakan hari itu, segera diikuti pemogokan total oleh buruh-buruh yang bekerja
pada perusahaan-perusahaan milik Belanda pada tanggal 2 Desember
1957. Pada hari itu juga pemerintah RI mengeluarkan larangan bagi
beredarnya semua terbitan dan film yang menggunakan bahasa Belanda. Kemudian
KLM dilarang mendarat dan terbang di seluruh wilayah Indonesia.
d. Nasionalisasi
Perusahaan Milik Belanda
Pada tanggal 3 Desember 1957 semua kegiatan
perwakilan konsuler Belanda di Indonesia diminta untuk dihentikan. Kemudian
terjadi serentetan aksi pengambil alihan modal perusahaan-perusahaan milik
Belanda di Indonesia, yang semula dilakukan secara spontan oleh rakyat dan
buruh yang bekerja pada perusahaan-perusahaan Belanda ini. Namun kemudian
ditampung dan dilakukan secara teratur oleh pemerintah. Pengambilalihan modal
perusahaan perusahaan milik Belanda tersebut oleh pemerintah kemudian diatur
dengan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958.
e. Pemutusan
Hubungan Diplomatik
Hubungan diplomatik Indonesia – Belanda
bertambah tegang dan mencapai puncaknya ketika pemerintah Indonesia memutuskan
hubungan diplomatik dengan Belanda. Dalam pidato Presiden yang berjudul ”Jalan
Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun Dari Langit (Jarek)” pada
peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 15, tanggal 17 Agustus 1960,
presiden memaklumkanpemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda.
Tindakan
ini merupakan reaksi atas sikap Belanda yang dianggap tidak menghendaki
penyelesaian secara damai pengembalian Irian Barat kepada Indonesia. Bahkan,
menjelang bulan Agustus 1960, Belanda mengirimkan kapal induk ” Karel Doorman
ke Irian melalui Jepang. Disamping meningkatkan armada lautnya, Belanda juga
memperkuat armada udaranya dan angkutan darat nya di Irian Barat.
Karena
itulah pemerintah RI mulai menyusun kekuatan bersenjatanya untuk mempersiapkan
segala sesuatu kemungkinan. Konfrontasi militer pun dimulai.
Tri Komando Rakyat
a. Tri
Komando Rakyat
Dalam pidatonya ”Membangun Dunia Kembali” di
forum PBB tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berujar, ”......Kami
telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral......harapan lenyap, kesadaran
hilang, bahkan toleransi pu n mencapai batasnya. Semuanya itu telah habis dan
Belanda tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras sikap kami.”
Tindakan konfrontasi politik dan ekonomi yang
dilancarkan Indonesia ternyata belum mampu memaksa Belanda untuk menyerahkan
Irian Barat. Pada bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua, bahkan dalam
Sidang umum PBB September 1961, Belanda mengumumkan berdirinya Negara Papua.
Untuk mempertegas keberadaan Negara Papua, Belanda mendatangkan kapal induk
”Karel Doorman” ke Irian Barat.
Terdesak oleh persiapan perang Indonesia itu,
Belanda dalam sidang Majelis Umum PBB XVI tahun 1961 mengajukan usulan
dekolonisasi di Irian Barat, yang dikenal dengan ”Rencana Luns”. Menanggapi
rencana licik Belanda tersebut, pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di
Yogyakarta, Presiden Soekarno mengumumkan TRIKORA dalam rapat raksasa di alun
alun utara Yogyakarta, yang isinya :
1. Gagalkan berdirinya negara Boneka
Papua bentukan Belanda
2. Kibarkan sang Merah Putih di irtian
Jaya tanah air Indonesia
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
b. Pembentukan
Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
Sebagai langkah pertama pelaksanaan Trikora
adalah pembentukan suatu komando operasi, yang diberi nama ”Komando Mandala
Pembebasan Irian Barat”. Sebagai panglima komando adalah Brigjend. Soeharto
yang kermudian pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.
Panglima
Komando : Mayjend. Soeharto
Wakil
Panglima I : Kolonel Laut Subono
Wakil
Panglima II : Kolonel Udara Leo Wattimena
Kepala
Staf Gabungan : Kolonel Ahmad Tahir
Komando Mandala yang bermarkas di Makasar ini
mempunyai dua tujuan :
1. merencanakan, menyiapkan dan
melaksanakan operasi militer untuk mengembalikan Irian barat ke dalam kekuasaan
Republik Indonesia
2. mengembangkan situasi militer di
wilayah Irian barat sesuai dengan perkembangan perjuangan di bidang diplomasi
supaya dalam waktu singkat diciptakan daerah daerah bebas de facto atau unsur
pemerintah RI di wilayah Irian Barat
Dalam upaya melaksanakan tujuan tersebut, Komando
Mandala membuat strategi dengan membagi operasi pembebasan Irian Barat menjadi
tiga fase, yaitu :
1. Fase infiltrasi
Dimulai
pada awal Januari tahun 1962 sampai dengan akhir tahun 1962, dengan memasukkan
10 kompi ke sekitar sasaaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto.
2. Fase Eksploitasi
Dimulai
pada awal Januari 1964 sampai dengan akhir tahun 1963, dengan mengadakan
serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki semua pos pertahanan
musuh yang penting.
3. Fase Konsolidasi
Dilaksanakan
pada tanggal 1 Januari 1964, dengan menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di
seluruh Irian Barat.
Sebelum Komando mandala bekerja aktif, unsur
militer yang tergabung dalam Motor Boat Torpedo (MTB) telah melakukan
penyusupan ke Irian Barat. Namun kedatangan pasukan ini diketahui oleh Belanda,
sehingga pecah pertempuran di Laut Arafura. Dalam pertempuran yang sangat
dahsyat ini, MTB Macan Tutul berhasil ditenggelamkan oleh Belanda dan
mengakibatkan gugurnya komandan MTB Macan Tutul Yoshafat Sudarso (Pahlawan
Trikora)
Sementara itu Presiden Amerika Serikat yang baru
saja terpilih John Fitzgerald Kennedy merasa risau dengan perkembangan yang
terjadi di Irian Barat. Dukungan Uni Soviet (PM. Nikita Kruschev) kepada
perjuangan RI untuk mengembalikan Irian Barat dari tangan Belanda, menimbulkan
terjadinya ketegangan politik dunia, terutama pada pihak Sekutu (NATO) pimpinan
Amerika Serikat yang semula sangat mendukung Belanda sebagai anggota sekutunya.
Apabila Uni Soviet telah terlibat dan Indonesia terpengaruh kelompok ini, maka
akan sangat membahayakan posisi Amerika Serikat di Asia dan dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah Pasifik Barat Daya. Apabila pecah perang Indonesia dengan
Belanda maka Amerika akan berada dalam posisi yang sulit. Amerika Serikat sebagai
sekutu Belanda akan di cap sebagai negara pendukung penjajah dan Indonesia akan
jatuh dalam pengaruh Uni Soviet.
Untuk itu, dengan meminjam tangan
Sekjend PBB U Than, Kennedy mengirimkan diplomatnya yang bernama Elsworth
Bunker untuk mengadakan pendekatan kepada Indonesia – Belanda.
Sesuai
dengan tugas dari Sekjend PBB ( U Than ), Elsworth Bunker pun mengadakan
penelitian masalah ini, dan mengajukan usulan yang dikenal dengan ”Proposal
Bunker”. Adapun isi Proposal Bunker tersebut adalah sebagai berikut :
”Belanda
harus menyerahkan kedaulatan atas Irian barat kepada Indonesia melalui PBB
dalam jangka waktu paling lambat dua tahun”
Usulan
ini menimbulkan reaksi :
1. Dari Indonesia : meminta supaya
waktu penyerahan diperpendek
2. Dari Belanda : setuju melalui
PBB, tetapi tetap diserahkan kepada Negara Papua Merdeka
c. Operasi Jaya
Wijaya
Pelaksanaan
Operasi
1. Maret - Agustus 1962 dilancarkan operasi
pendaratan melalui laut dan udara
2. Rencana serangan terbuka untuk merebut
Irian Barat sebagai suatu operasi penentuan, yang diberi nama Operasi Jaya
wijaya”. Pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :
a. Angkatan Laut Mandala dipimpin oleh
Kolonel Soedomo membentuk tugas amphibi 17, terdiri dari 7 gugus tugas
b. Angkatan Udara Mandala membentuk enam
kesatuan tempur baru.
Sementara itu sebelum operasi Jayawijaya
dilaksanakan, diadakan perundingan di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus
1962, yang menghasilkan suatu resolusi penghentian tembak menembak pada tanggal
18 Agustus 1962.
Persetujuan
New York [ New York Agreement ]
Setelah operasi-operasi infiltrasi mulai
mengepung beberapa kota penting di Irian Barat, sadarlah Belanda dan
sekutu-sekutunya, bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut kembali Irian
Barat. Atas desakan Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan irian Barat
kepada Indonesia melalui Persetujuan New York / New York Agreement.
Isi
Pokok persetujuan :
1. Paling lambat 1 Oktober 1962
pemerintahan sementara PBB (UNTEA) akan menerima serah terima pemerintahan dari
tangan Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di
Irian Barat..
2. Pada tanggal 31 Desember 11962
bendera merah putih berkibar disamping bendera PBB.
3. Pemulangan anggota anggota sipil dan
militer Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963
4. Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963
pemerintah RI secara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari
tangan PBB
5. Indonesia harus menerima kewajiban
untuk mengadakan Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat
sebelum akhir tahun 1969.
Sesuai
dengan perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah
terima Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di
Hollandia (Jayapura). Dalam peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan
berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat menjadi propinsi ke
26. Nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya ( sekarang Papua )
38.
MASA ORDE BARU
Orde
Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.
Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total"
atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
Orde
Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu
tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat
meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang
merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan
miskin juga semakin melebar.
Pada 1968, MPR secara resmi
melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian
dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden
Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara
dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang
ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Salah
satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi
anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966mengumumkan bahwa
Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan
melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota
PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun
setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada
tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru.
Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan
terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal
dilakukan dengan menggelar Mahkamah
Militer Luar Biasauntuk mengadili pihak yang dikonstruksikan
Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang
terlibat "dibuang" ke Pulau Buru.
Sanksi
nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui pembuatan aturan
administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan
lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET (eks tapol).
Orde
Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan
menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi
militer. DPR dan MPR tidak berfungsi
secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer,
khususnya mereka yang dekat dengan Cendana.
Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat.
Pembagian PAD juga
kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor
kepada Jakarta,
sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.
Soeharto
siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II
1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang diusung Ali Moertopo.[rujukan?] Soeharto
merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwi tujuan, bisa tercapainya
stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan
ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional,
Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat kestabilan politik
yang tinggi.
Eksploitasi
sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya
alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi
dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an
39.
REVOLUSI HIJAU
Pengertian
revolusi hijau adalah sebagai
pengembangan teknologi untuk meningkatkan produksi pangan, terutama jenis
makanan pokok, seperti beras, jagung dan gandum.
Munculnya revolusi hijau
Didasari
oleh berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat,yaitunmasalah pertambahan penduduk lebih cepat dari
pada pertambahanhasilproduksi pangan dunia. Pendapat seorang ahli ekonomi Robert Malthus:
pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukut pertumbuhan pangan mengikuti
deret hitung
Tahap-tahap Perkembangan Revolusi Hijau Secara Umum
Tahap 1
tejadi pada tahun 1500 – 1940 ketika terjadi
penyebaran bibittanaman pangan, seperti gandum,padi, jagung dan kentang
keseluruh dunia
Tahap II
terjadi
antara tahun 1800 – 1940 saat Eropa dan Amerikamemainkan peran
penting.Pada tahap ini produksi hasil pertanian khususnya pangan
dikembangkan dengan tekhnik ilmiah mealui pengunaan pupuk,irigasi,serta
pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Tahap III
terjadi
sejak Perang Dunia II yaitu sejak tahun 1939 sampai lebihkurang
tahun 1979 yang ditandai dengan dilakukakannya seleksi bibit
dan persilangan genika atas varietas tanaman yang lebih tahan
terhadaphama,seperti serangga dan penyakit .
Tahap IV
berlangsung
pada zaman mutakhir dan merupakan kombinasi daritahap II dan Tahap
III serta ditujuan terutama untuk Negara – Negara berkembang.
Penelitian
yang dilakukan untuk Revolusi Hijau
Pelaksanaan penelitian ilmiah disponsori Ford and Rockefeller Foundation
di dua pusat penelitian dunia yaitu International Maize and Wheat Improvement
Centre di Mexico penelitian inidilakukan oleh Norman E. Baurlang International
Rice Reasearch Institut yang berpusat di Los Banos Filipina
Contoh keberhasilannya IRRI berhasil mengembangkan bibit unggul padi
baruyang produktif, yang di kenal dengan IR 8.Keunggulan usia tanaman pendek
sehingga dalam jangka waktu 1 tahun dapatdipanen sampai 3 kali
Tujuan kedua pusat
penelitian
untuk mencari dan mengembangkan berbagaivarietastanaman
penghasil biji-bijian yang berproduksi tinggi yang berskala tinggi
Bukti
Keberhasilan dalam Revolusi Hijau
Pada tahun 1965 India sudah memproduksi 12
juta ton gandum , pada tahun1980 telah meningkat menjadi 20 juta ton.
Pada tahun 1960-1970 hasil gandum meningkat sampai
kira-kira 132%
Dimulainya Revolusi
Hijau di Indonesia
Tanam paksa keaneka ragaman tanaman yang
dikembangkan adalah nila, kopi, teh, tembakau , kayu manis, kapas,
lada dan nopal. Di keluarkannya Undang-Undang Agraria para pengusaha
swasta Belanda boleh membuka usaha perkebunan di Indonesia dengan menyewa
tanah para petani Indonesia.
Pada zaman Jepang Revolusi hijau di Indonesia
mengalami gangguan karena pemerintah pendudukan Jepang selalu sibuk
berperang melawan sekutu
Sesudah zaman kemerdekaan revolusi Hijau di
kembangkan lagi yaitu pertanian dan perkebunan pemerintah ditata kembali ,
khususnya tanaman padi yang mendapatkan perhatian khusus dengan
mengusakan bibit unggulguna meningkatkan produksi pangan
Pada zaman Orde Baru Revolusi semakin digalakan
lagi, dan dimasukan kedalam Program Pembangunan Lima Tahun, terutama untuk
lebihmeningkatkan produksi hasil pertanian pangan dan perkebunan.
Kebijakan pembangunan bidang pertanian yang tertuang
dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut : Pembangunan pertanian diarahkan
untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, daya beli, taraf hidup,
kapasitas dan kemandirianserta akses masyarakat pertanian
Tujuan tersebut dapat diraih melalui
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dan distribusi serta
penganekaragaman jenis tanaman
Usaha
yang dilakukan Pemerintah dalam Melaksanakan Revolusi Hijau
Intensifikasi pertanian
Kegiatan pengembangan produksi hasil pertanian yaitu
dengan menerapkan teknologi tepat guna ( panca usaha Tani ) untuk tiap
luas tanah pertanian yangmeliputi penggunaan bibit unggul, pengelolaan tanah
yang baik, irigasi yangteratur,penggunaan pupuk dan pemberantasan hama
Ekstensisfikasi pertanian
Peningkatan produksi dengan perluasan daerah
usaha melalui penggunaan daerah pasang surut di Sumatera dan
Kalimantan untuk persawahan, perluasan jaringan,irigasi dan pembukaan lahan
cadangan di luar Jawa
Diversifikasi
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu
lahan pertanian melalui sistimtumpang sari.ini dapat lebih menguntungkan
karena dapat mencegah kegagalan panen pokok, menambah devisa, dan mencegah
penurunan hasil panen
Rehabilitas pertanian
Usaha pemulihan dilakukan dengan cara produktivitas
sumber daya pertanian yangkritis, membahayakan kondisi lingkungan serta daerah
rawan, hal tersebutdilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
40.
LAHIRNYA REFORMASI
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan
perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan secara hukum
menuju ke arah perbaikan. Reformasi tahun 1998 menuntut adanya pembaharuan
dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum.
Masalah yang mendesak adalah upaya mengatasi
kesulitan masyarakat banyak tentang masalah kebutuhan pokok (sembako) dengan
harga yang terjangkau rakyat. Sedangkan agenda reformasi yang disuarakan oleh
Mahasiswa antara lain :
-
Adili Soeharto
dan kroni-kroninya
-
Amandemen UUD
1945
-
Penghapusan
Dwi Fungsi ABRI
-
Otonomi daerah
yang seluas-luasnya
-
Supremasi hokum
-
Pemerintahan
yang bersih dari KKN
41.
KRISIS MULTI DIMENSI
Krisis multi dimensi adalah suatu keadaan di mana
bangsa dan negara dilanda oleh beraneka ragam pertentangan besar maupun kecil.
Ditambah lagi dengan berbagai keruwetan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan
juga kebobrokan moral. Krisis tersebut sedang berusaha memorakporandakan dan
menghancurkan berbagai sendi penting kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu
hebatnya krisis tersebut sehingga banyak orang yang khawatir akan terjadinya
disintegrasi bangsa dan negara, atau takut membayangkan apa yang akan terjadi
kelak di kemudian hari.
42.
AKHIR PEMERINTAHAN ORDE BARU
Keberhasilan Pemerintahan Orde Baru
dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, harus diakui sebagai suatu prestasi
besar bagi bangsa Indonesia. Di tambah dengan meningkatnya sarana dan prasarana
fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia.
Namun, keberhasilan ekonomi maupun
infrastruktur Orde Baru kurang diimbangi dengan pembangunan mental ( character
building ) para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat keamanan maupun
pelaku ekonomi (pengusaha / konglomerat). Kalimaksnya, pada pertengahan tahun
1997, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sudah menjadi budaya (bagi
penguasa, aparat dan penguasa)
43.
MASA PEMERINTAHAN HABIBIE
Usai Presiden Soeharto mengucapkan pidatonya Wakil Presiden B.J. Habibie langsung diangkat sumpahnya menjadi Presiden RI ketiga dihadapan pimpinan Mahkamah Agung, peristiwa bersejarah ini disambut dengan haru biru oleh masyarakat terutama para mahasiswa yang berada di Gedung DPR/MPR, akhirnya Rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto berakhir dan Era Reformasi dimulai di bawah pemerintahan B.J. Habibie
Habibie yang manjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang serba parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk dapat mengatasi krisis ekonomi dan politik. Untuk menjalankan pemerintahan, Presiden Habibie tidak mungkin dapat melaksanakannya sendiri tanpa dibantu oleh menteri-menteri dari kabinetnya.
Kelebihan
ü Berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000.
ü Memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
· Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
· Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
· Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
· Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
· Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
· Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
· Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Kelemahan
ü diakhir kepemimpinannya nilai tukar rupiah kembali meroket
ü tidak dapat meyakinkan investor untuk tetap berinvestasi di indonesia.
ü Kebijakan yang di lakukan tidak dapat memulihkan perekonomian indonesia dari krisis
44.
PERANG DINGIN
Perang dingin merupakan perang yang terjadi tanpa
adanya bentrokan fisik, maksudnya pihak yang berperang saling menggertak satu
sama lain dengan memperlihatkan kebolehannya dan kelebihannya tanpa menyerang
satu sama lain.
Setelah perang dunia ke-2 berakhir, Amerika Serikat
dan Unisoviet muncul sebagai negara adikuasa. Amerika serikat muncul dengan
ideologi demokratis kapitalis, dan Unisoviet muncul dengan ideologi komunis.
Kedua negara tersebut berusaha mencari pengaruh dan dukungan dari negara-negara
yang baru memerdekakan diri. Mereka bersaing dalam melakukan ekspansi ideologi.
Hal ini memicu terjadinya perang dingin dan berpengaruh kepada negara-negara di
luar Eropa.
45.
PERKEMBANGAN IPTEK
HMM Mkasih banyak yakkk untuk ringkasan materi nya!!SANGAT BERMANFAAT,!SUKSES SLALU !!
ReplyDeleteterimakasih, semoga Ujianya lancar :)
Deletethanx gan postingannya bgus
ReplyDeleteterima kasih
ReplyDeleteTerima kasih banyak.
ReplyDeleteThank's gan, izin nyuri....
ReplyDeleteterima kasih banyak
ReplyDeleteini untuk ipa atau ips?
ReplyDeleteipa
Deleteok sip.. terimakasih banyak.. sukses selalu yaa.. sangat membantu..
Deleteterimakasih banyak sangat membantu
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteterimakasih, sangat membantu
ReplyDeleteterima kasih sangat membantu
ReplyDeleteterima kasih sangat membantu
ReplyDeleteThanks bgt.. bermanfaat
ReplyDeletewow mantap bang
ReplyDeletekamu baik sekali <3 terima kasihh
ReplyDeleteterima kasih banyak
ReplyDeleteterima kasih banyak atas ringkasannya,semoga blog anda menuai kesuksesan dan menjadi lebih berkembang.sangat membantu saya dalam usbn
ReplyDeleteThanks banget gan
ReplyDeleteterima kasih banyak kak
ReplyDeleteTerimakasih, sangat membantu
ReplyDeleteInformation Blog: Ringkasan Materi Uas Sejarah Sma >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Information Blog: Ringkasan Materi Uas Sejarah Sma >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Information Blog: Ringkasan Materi Uas Sejarah Sma >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK WZ